3. Teknik Styling Unik
Setelah alasnya dibuat, biji buah dan untaian otot panjang diikatkan ke rambut, yang akhirnya berkembang menjadi kepang khas "Eembuvi".
Untaian ini mencapai tanah pada saat seorang gadis memasuki upacara inisiasi "Ohango" pada usia 16 tahun, yang melambangkan perjalanannya menuju kewanitaan.
Baca juga: Suku Surma di Ethiopia Punya Tradisi Unik Minum Darah Sapi, Ternyata Ini Alasannya
4. Perawatan Berkelanjutan
Sebagai wanita dewasa, rambutnya mendapat lapisan tambahan campuran "omutyuula" agar tetap tumbuh.
Saat menikah, kepang "Eembuvi" disusun menjadi hiasan kepala, yang bisa sangat berat sehingga memerlukan dukungan dari tali atau tali kulit.
Gaya ini mewakili status perkawinannya dan hanya berubah selama peristiwa besar dalam hidup seperti menjadi ibu.
Kepang tanpa simpul yang terkenal dan banyak gaya rambut kepang terinspirasi oleh kepang "Eembuvi" wanita suku Mbalantu.
Komitmen mereka terhadap tradisi dan praktik perawatan rambut yang khas menunjukkan tingginya nilai budaya.
Kisah Lain - Suku Ini Konsisten Jaga Populasi di Bawah 100 Orang, Ketika Bayi Lahir Harus Ada 1 yang Meninggal
Biasanya ketika seorang bayi lahir akan disambut dengan kebahagiaan.
Bahkan perayayaan untuk kelahiran seorang bayi kerap berlangsung di berbagai masyarakat dunia.
Namun nampaknya hal itu tak berlaku di suku El Molo yang mendiami Kenya.
Jika ada seorang melahirkan bayi, justru akan menimbulkan perasaan campur aduk.
Hal itu karena seseorang harus meninggal untuk setiap kelahiran bayi guna memastikan populasinya tetap di bawah seratus.
Baca juga: Mengenal San, Suku Tertua di Afrika yang Kini Kelangsungan Hidupnya Terancam
Baca tanpa iklan