TRIBUNTRAVEL.COM - PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tempat perawatan yang dinamakan "depo".
Depo sendiri merupakan salah satu tempat untuk melakukan perawatan sarana kereta api.
Ada cukup banyak depo yang dimiki oleh KAI, termasuk Depo Sidotopo yang berada di Surabaya, Jawa Timur.
Melansir laman kai.id, Senin (12/2/2024), Depo Sidotopo saat ini telah menginjak usia 1 abad atau 100 tahun sejak aktif digunakan tahun 1923.
Baca juga: KAI Ingatkan Lagi Soal Aturan Bagasi Penumpang Kereta Api, Traveler Wajib Tahu
Pemerintah Hindia Belanda saat itu, membentuk Staatsspoorwegen (SS) pada 6 April 1875 untuk membangun proyek jalur kereta dengan menghubungkan wilayah Surabaya-Pasuruan-Malang.
Jalur ini dibuka pertama kali tanggal 16 Mei 1878 dengan lintas Surabaya-Pasuruan dan selesai dibangun keseluruhan pada tahun 1879.
Bertepatan pula dengan dibukanya seksi terakhir jalur kereta antara Lawang-Malang tanggal 20 Juli 1879.
Pada masa-masa awal, aktivitas perbengkelan dan depo lokomotif semuanya dipusatkan di area Stasiun Surabaya Kota atau yang akrab kita kenal dengan sebutan Stasiun Semut.
Baca juga: Terbaru, Harga Tiket Kereta Cepat Whoosh Kini Mulai dari Rp 150 Ribuan, Berlaku Dynamic Pricing
Seiring berjalannya waktu, dengan makin meluasnya jaringan rel kereta setelah memasuki dekade 1900 yang dibarengi jumlah dan ukuran lokomotif yang makin banyak dan besar, maka kebutuhan akan fasilitas perawatan sarana berupa depo yang memadai sangat dibutuhkan.
Untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak itu, perusahaan berupaya untuk membuat depo baru yang lebih besar dan modern dibandingkan depo lama yang sudah usang di Stasiun Surabaya Kota.
Hal tersebut juga dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bengkel pusat di Madiun yang lokasinya sebenarnya kurang strategis.
Tahun 1918, ditentukan bahwa depo induk lokomotif baru beserta emplasemen besar akan dibangun di Sidotopo, guna menampung kesibukan lalu lintas kereta api selama pengangkutan gula berlangsung.
Dalam kurun waktu 3 tahun, SS menyulap wilayah yang dulunya sawah, rawa-rawa, dan kampung di Sidotopo menjadi sebuah kawasan depo dengan luas lebih dari 80 hektar.
Depo ini diklaim SS sebagai yang terbesar dan terluas yang pernah dimiliki, bahkan terbesar se-Asia.
Baca juga: KAI Peringatkan Masyarakat untuk Tak Beraktivitas di Jalur Kereta Api, Hukuman Menanti
Hal tersebut turut diperkuat oleh artikel pada Koran "Deli Courant" yang terbit pada tanggal 9 Mei 1921.
Baca tanpa iklan