Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengenal Sejarah Depo Sidotopo, Bengkel Kereta Api yang Berusia 1 Abad

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Depo Sidotopo di Surabaya, Jawa Timur saat ini telah menginjak usia 1 abad atau 100 tahun sejak aktif digunakan tahun 1923.

Menurut koran itu, depo mulai dipakai sejak 30 April dengan panjang 3 kilometer serta lebar 300 meter dan pembangunan masih terus berlangsung.

Dalam buku perayaan ulang tahun Staatsspoorwegen ke-50 "Gedenkboek Staatspoor-en Tramwegen" yang ditulis oleh S. A. Reitsma dijelaskan bahwa Depo Lokomotif Sidotopo telah aktif digunakan sejak tahun 1923.

J.J.G Oegema dalam bukunya dengan judul "STOOMTRACTIE OP JAVA EN SUMATRA" juga menulis bahwa Depo Sidotopo merupakan depo induk yang paling modern saat itu.

Ilustrasi perjalanan kereta api di Indonesia. (Dok. PT KAI)

Tak tanggung-tanggung, dengan luas lebih dari 80 hektar, SS membangun komplek locomotief depot beserta remise untuk perawatan dan perbaikan lokomotif termasuk juga kereta, dan gerbong.

Tanggal 13 November 1945 setelah kemerdekaan, Stasiun Sidotopo menjadi salah satu saksi bisu pertempuran pejuang dengan melawan tentara Sekutu pada bulan Agustus-November 1945 di Kota Surabaya, tepatnya di daerah sekitar Sawah Pulo.

Baca juga: Viral Penumpang Kereta Api Tak Pahami Aturan Bagasi, KAI Beri Tanggapan

Para pejuang yang tergabung dalam organisasi Pemuda Republik Indonesia (PRI) Utara dibawah pimpinan Kustur, memiliki pos pertahanan di sekitar Jatipurwo berdekatan dengan Stasiun Kereta Api Prince Hendrik.

Saat itu, para pejuang sempat mendapatkan perlawanan tembakan sengit hingga mendapat tekanan yang membuat para pejuang terpaksa mengalihkan pertahanannya ke Stasiun Sidotopo.

Para pejuang lalu ikut bergabung dengan para pemuda dan buruh dari kereta pi pada masa itu yang telah membuat pertahanan di Stasiun Sidotopo.

Dalam pertempuran tersebut, sebanyak 20 pejuang gugur dan dimakamkan di Jalan Sidotopo Wetan.

Saat ini, Depo Sidotopo yang berada di wilayah Daop 8 Surabaya masih aktif difungsikan sebagai tempat perawatan maupun perbaikan lokomotif, kereta, dan gerbong.

Di Depo Sidotopo juga dilakukan perawatan rangkaian KA Commuter Line Tumapel, Line Jenggala, Line Supas, Line Dhoho dan Penataran.

Selain itu, kawasan tersebut juga terdapat stasiun, klinik kesehatan milik KAI (Mediska), dan Griya Karya Bima yang merupakan tempat beristirahat untuk masinis.

Semua yang ada di kawasan Depo Sidotopo sekarang memang masih sangat otentik.

Meski ada beberapa renovasi, namun tidak mengubah bangunan asli sejak dibangun tahun 1923.

Baca juga: Mengenal Dua Kereta Api Viral Karya Balai Yasa Manggarai, Suguhkan Pengalaman Berbeda

(TribunTravel.com/mym)

Untuk membaca artikel terkait berita kereta api, kunjungi laman ini.

Â