Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Bikin Pengendara Merasa Aman, Ini Kisah Inspiratif Penjaga Perlintasan Kereta Api di Prambanan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi perlintasan kereta api sebidang.

“Soalnya, kalau dari arah utara (masuk dari Jalan Jaladara), orang sering gak lihat ada kereta jalan karena ketutupan pepohonan. Makanya, saya kira perlu ada penjaga dan palangnya biar lebih aman,” tambah Dian.

Baca juga: 3 Kisah Korban Selamat Tenggelamnya Kapal Titanic, Perpisahan Tragis Louis & Lola dengan Sang Ayah

Tiga Hari Bekerja

Dian baru tiga hari bekerja sebagai penjaga perlintasan sebidang tak berpalang.

Ia menjaga mulai hari Senin (22/1/2024).

“Saya belum punya pekerjaan dan tahu ada kerja seperti ini dari perangkat desa setempat. Saya bersedia. Ini juga buat keselamatan kami semua. Jalur di sini ramai,” terangnya.

Dian Tri Pranoto (21) saat menjaga perlintasan sebidang tanpa palang. (TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah)

Selama 12 jam kerja mulai 08:00-20:00 WIB, Dian siap untuk menghentikan pengendara roda dua maupun roda empat agar tidak melaju sesaat sebelum kereta datang.

Dalam pengamatannya, pengendara akan ramai melewati perlintasan sebidang itu di pagi hari maupun sore hari.

“Ramainya ini kalau jam anak sekolah. Ke arah sana (Selatan) itu kan ada sekolah. Jam pulang kerja juga ramai. Perlintasan sebidang ini tidak mungkin ditutup karena jalur alternatif menuju Wonosari dan Piyungan,” ucapnya.

Baca juga: Viral Kisah Penumpang Kesal & Terbangkan Pesawat sebab Pilot Terlambat, Ternyata Sudah Dapat Izin

Tetap Jaga Meski Hujan Tak Reda

Hujan reda yang melanda daerah Klaten dan sekitarnya beberapa hari belakangan juga tidak menyurutkan niat Dian untuk tetap berjaga di perlintasan sebidang itu.

Dia menyiapkan payung, juga jas hujan agar tidak terbasahi air hujan yang turun.

“Bisa juga, kami jaga dari tenda ini. Kami berhentikan pengendara dari sini (bagian utara) dan yang sana (bagian selatan), kami aba-aba dengan tangan agar berhenti,” tutur Dian.

Sebagai penjaga dan juga warga setempat, Dian merasa aman dengan adanya penjagaan seperti itu.

Sebab, bagaimanapun, perlintasan sebidang di Desa Taji kini memiliki pengamanan ekstra, bukan hanya rambu-rambu maupun polisi tidur saja.

“Saya dengar ada kecelakaan di sini dan itu memang sering. Kalau di hari raya, seperti Natal dan Lebaran itu baru dijaga ketat sama KAI atau Dishub, tapi kalau enggak, ya enggak. Kalau kayak gini (ada penjaganya) lebih aman,” tutupnya.

Halaman
123