KAI juga menggunakan alat berat berupa dua unit crane, enam unit dongkrak elektrik, serta peralatan pendukung alat berat lainnya.
Adapun material yang digunakan dalam proses perbaikan jalur tersebut yaitu 100 buah bantalan rel.
"KAI menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian yang tidak diinginkan oleh semua pihak tersebut. KAI dengan pihak-pihak terkait terus melakukan upaya normalisasi jalur agar perjalanan kembali lancar," ucap Joni.
Baca juga: Miskomunikasi Diduga Penyebab Kecelakaan KA Turangga vs KA Lokal Bandung Raya, KAI Buka Suara
Kecepatan belum normal
Seperti yang disebutkan sebelumnya, kereta api yang melintasi kawasan tersebut harus membatasi kecepatannya.
Adapun kereta api yang melintas hanya diperbolehkan berjalan dengan kecepatan maksimal 20 kilometer per jam.
Hal ini dikarenakan masih ada puing-puing bekas kereta api yang terlibat kecelakaan.
Dilaporkan Tribun Jabar, gerbong kereta api tersebut kini berada di antara sawah dan rel dengan ditutupi terpal berwarna biru.
Di sisi lain, di lokasi kejadian kini masih terdapat para petugas di PT KAI.
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, para petugas terlihat sedang bekerja memperbaiki rel, merapihkan batu-batu yang ada di rel, bahkan ada yang mengerjakan penggantian bantalan beton rel kereta api.
Baca juga: KAI Beri Kompensasi ke Penumpang Dampak Kecelakaan KA Turangga-Commuterline Bandung Raya
Baca juga: KA Turangga Adu Banteng dengan KA Lokal Bandung, KAI Beri Imbauan bagi Penumpang
Meski demikian, saat ini rel sudah dapat dilewati.
Menurut seorang warga yang tinggal tak jauh dari TKP, Dini Martini (40) mengatakan, meski ada petugas yang memperbaiki rel, di rel kereta api yang menjadi lokasi insiden, tapi sudah bisa dilewati kereta api sejak Sabtu.
"Dari kemarin sudah ada kereta api yang lewat, tapi melewatinya pelan-pelan. Baru hari ini kereta api melewatinya dengan kecepatan yang cukup tinggi, " kata Dini.
(TribunTravel.com/SA)