Setelah itu udara akan didistribusikan melalui pipa kecil di sepanjang roda dan membuat friksi pada roda.
Nantinya friksi inilah yang akan membuat kereta api berhenti sesuai pada titik yang sudah ditentukan.
KAI mengatakan, rangakaian kereta pada dasarnya sudah dilengkapi dengan rem darurat.
Namun perlu diketahui juga bahwasanya rem ini tetap tidak bisa berhenti mendadak.
"Rem ini hanya menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar, untuk menghentikan kereta lebih cepat," jelas KAI.
"Jadi, meskipun masinis melihat ada yang menerobos palang kereta, biasanya akan tetap terlambat untuk melakukan pengereman," tambah KAI.
Baca juga: Evakuasi Lokomotif KA Brantas dan Truk Selesai, Jalur Kereta Api Semarang Kembali Normal
Selain soal berat dan panjang, ada juga faktor lain yang berpengaruh pada jarak pengereman kereta api.
Di antaranya:
1. Kecepatan kereta api (semakin tinggi kecepatan kereta api, maka semakin panjang jarak pengereman)
2. Kemiringan/lereng (gradient) jalan rel
3. Persentase gaya pengereman
4. Jenis kereta api (kereta penumpang/barang)
5. Jenis rem (blok komposit/blok besi cor)
6. Kondisi cuaca
Melalui faktor-faktor yang memengaruhi jarak pengereman, kemudian dapat dibuat rumus untuk menghitung jarak pengereman.