TRIBUNTRAVEL.COM - Kejadian tabrakan antara kereta api (KA) Brantas dan truk tronton di Semarang sempat membuat heboh warganet.
Diketahui pada Selasa (18/7/2023), KA Brantas mengalami tabrakan hebat dengan truk hingga menyebabkan kebakaran.
Insiden kecelakaan KA Brantas berlangsung cukup dramatis sehingga membuatnya viral di media sosial.
Hal ini lantas membuat banyak orang bertanya-tanya, kenapa kereta api tak bisa berhenti secepetnya untuk menghindari kecelakaan?
Baca juga: Pengakuan Sopir Truk Kecelakaan KA Brantas di Semarang, Akui Trauma & Tak Berniat Kabur
Menjawab pertanyaan tersebut, PT Kereta Api Indonesia (KAI) lantas angkat bicara.
Melalui Instagram resmi @kai121_ , KAI mengatakan bahwa kereta api memang tidak bisa mengerem secara mendadak.
TONTON JUGA:
Hal ini berkaitan dengan faktor rangkaian kereta api yang panjang dan berat.
Jadi semakin panjang dan berat rangkaian kereta api, maka jarak yang dibutuhkan untuk dapat benar-benar berhenti juga semakin panjang.
KAI mengatakan, kereta api di Indonesia rata-rata memiliki 8 sampai 12 rangkaian untuk kereta penumpang.
Sementara itu beratnya sendiri bisa mencapai hingga 600 ton, belum termasuk penumpang dan barang bawaannya.
Dilihat dari kondisi tersebut, maka kereta api juga membutuhkan tenaga yang besar untuk bisa berhenti dengan sempurna.
"Pengereman yang dipakai pada KA, saat ini menggunakan jenis rem udara," jelas KAI.
"Cara kerjanya adalah dengan mengompresi udara dan disimpan hingga proses pengereman terjadi," tambah KAI.
Baca juga: Viral Pengakuan Penumpang KA Brantas yang Loncat dari Gerbong saat Kecelakaan Kereta vs Truk
KAI menjelaskan, cara kerja pemberhentian pada kereta terjadi saat masinis mengaktifkan sistem pengereman.