Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fakta Unik Pulau Sentosa Singapura, Kamp Tawanan Perang yang Jadi Tempat Liburan Mewah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Deretan fakta unik Pulau Sentosa di Singapura

Ketika Inggris kalah, Jepang mengubah benteng tersebut menjadi kamp tawanan perang untuk tentara Australia dan Inggris.

Benteng lainnya rusak parah.

Satu sekarang digunakan oleh pejalan kaki sebagai tempat mencari dan yang lainnya, menurut CNN, populer di kalangan penggemar.

Jepang juga membunuh ribuan pria Tionghoa dalam eksekusi massal di salah satu pantai Sentosa, yang kemudian diubah menjadi lapangan golf Serapong.

Pada 1965, Singapura diberikan kemerdekaan

Menjelang akhir 1960-an, pemerintah barunya setuju untuk mengizinkan Esso membangun kilang minyak di pulau itu.

Rencananya adalah memperluasnya menjadi peternakan tangki petrokimia.

Namun beberapa orang menentang gagasan untuk mengubah pulau yang rimbun menjadi kilang.

Alan Choe, seorang arsitek perumahan dan pembangunan, diminta memikirkan alternatif yang meyakinkan.

Dia tidak punya banyak hal untuk dilakukan, kecuali fakta bahwa pulau itu telah menjadi "paru-paru hijau" kota itu.

Sentosa Gateway, S.E.A. Aquarium, Pulau Sentosa, Singapura (rigel /Unsplash)

Pada tahun 1967, dia menulis sebuah makalah yang meyakinkan pihak berwenang bahwa pulau itu harus tetap menjadi "paru-paru hijau" dan dapat diubah menjadi tujuan wisata.

Inspirasi Choe adalah Disneyland.

Pemerintah setuju untuk memindahkan kilang ke pulau lain dan mengumumkan rencana pada tahun 1969 untuk menciptakan "surga Pulau Laut Selatan", sebagai gantinya.

Pada tahun 1972, pulau itu berganti nama menjadi "Sentosa", yang berarti "kedamaian dan ketenangan".

Ini adalah entri pemenang dalam kompetisi publik yang diadakan untuk mengganti nama pulau itu.

Halaman
1234