Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fakta Unik Pulau Sentosa Singapura, Kamp Tawanan Perang yang Jadi Tempat Liburan Mewah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Deretan fakta unik Pulau Sentosa di Singapura

TRIBUNTRAVEL.COM - Pulau Sentosa, tujuan wisata mewah di lepas Singapura ternyata punya kisah masa lalu yang kelam.

Di masa lalu, Pulau Sentosa Singapura dikenal sebagai tempat yang suram.

Baca juga: 5 Tempat Belanja Murah di Singapura Buat Beli Oleh-oleh, Mustafa Center Buka 24 Jam

Pemandangan Pulau Sentosa Singapura dari ketinggian (Aamir /Unsplash)

Baca juga: Video Viral di TikTok, Konser Kris Dayanti di Singapura Sepi Penonton, Venue Disebut Terlalu Besar

Pulau Sentosa Singapura dikenal akan tempat bersembunyinya bajak laut, kamp tawanan perang, malaria hingga eksekusi massal.

Kengerian Pulau Sentosa Singapura ini membuatnya dijuluki Pulau Blakang Mati.

Baca juga: 8 Makanan Kaki Lima Paling Viral di Singapura, Sarapan dengan Kaya Toast yang Legendaris

Baca juga: Transit di Singapura Selama 12 Jam? Cek 16 Hal Seru yang Bisa Kamu Lakukan

Pulau Sentosa Singapura bahkan hampir menjadi kilang minyak Esoo.

Sampai kemudian beberapa orang mengusulkan ide lain dengan mengubahnya menjadi tujuan wisata populer seperti Disneyland?

Dilansir dari insider, berikut fakta unik di balik Pulau Sentosa di Singapura.

Sekitar satu mil dari Singapura, kamu akan menemukan Pulau Sentosa, pulau seluas 500 hektar yang berbentuk seperti ujung pipa tembakau

Dari atas, tampak seperti Disneyland dengan deretan pantai yang dibatasi oleh hutan.

Namun pulau itu memiliki sejarah kelam.

Hingga 50 tahun yang lalu, pulau itu dikenal sebagai "Pulau Blakang Mati", yang diterjemahkan menjadi "pulau di balik kematian".

Pada abad ke-19, itu adalah tempat persembunyian biasa bagi para perompak, dan beberapa ahli percaya namanya mengacu pada area tempat mereka menguburkan orang mati.

Baca juga: Jadwal dan Harga Tiket Kapal Ferry Batam-Singapura Juni 2023 Buat Libur Sekolah

Jembatan ini menghubungkan pulau kecil di tengah laut dengan Pulau Sentosa Singapura (Naufal /Unsplash)

Sekitar periode ini, populasi kecil pulau itu juga dihancurkan oleh malaria.

Pada akhir abad ke-19, saat Singapura berada di bawah kendali Inggris, pasukannya membangun lima benteng pesisir di seluruh pulau, termasuk Benteng Siloso di puncak bukit.

Pada tahun 1942, mereka melawan Jepang dari benteng ini.

Halaman
1234