Namun, daftar hal-hal yang tidak akan kamu temukan di Islandia tidak berakhir di sini.
Selain McDonald's dan tentara, Islandia juga tidak memiliki Starbucks, KFC, atau kasino.
Bukan hanya itu, Islandia jarang memiliki pariwisata sebelum letusan gunung berapi Eyjafjallajökull pada tahun 2010.
Seolah tidak aneh, hingga tahun 1980-an, tidak ada siaran televisi pada hari Kamis dan sepanjang bulan Juli.
Selain itu, Islandia juga tidak memiliki bir hingga tahun 1989.
Islandia bukan satu-satunya negara di mana kamu tidak akan menemukan McDonald's
Sama seperti Islandia, kamu juga tidak dapat menemukan McDonald's di Bermuda.
Undang-undang yang melarang rantai makanan cepat saji asing mencegah McDonald's masuk ke pasar di Bermuda.
Demikian pula, hubungan politik yang tegang dan kelangsungan ekonomi mencegah McDonald's mendirikan restoran di Iran dan Yaman.
Meskipun Makedonia memiliki tujuh restoran McDonald's, semuanya ditutup pada tahun 2013 karena perselisihan lisensi antara pemegang waralaba dan CEO McDonald's Eropa.
Korea Utara dan Zimbabwe juga menolak bisnis Amerika, termasuk McDonald's.
Di Bolivia, McDonald's terakhir tutup pada 2002 karena ketegangan antara pemerintah dan warga.
Presiden Bolivia vokal tentang penentangannya terhadap waralaba, mengklaim bahwa itu hanya tertarik pada keuntungan dan bukan kesehatan manusia.
Meskipun McDonald's tidak langsung dilarang di Bolivia, namun belum berhasil beroperasi di sana sejak penutupan lokasi terakhir.
Terlepas dari kendala tersebut, McDonald's tetap menjadi ikon global makanan cepat saji dan terus memperluas jangkauannya ke pasar baru.
Saat ini, McDonald's memiliki restoran di lebih dari 100 negara, dengan lebih dari 38.000 restoran fungsional di seluruh dunia.
Ambar/TribunTravel