Bukannya McDonald's tidak pernah bisa menemukan bisnis sendiri di Islandia.
Pada hari-hari awal peluncurannya, McDonald's menjual ribuan burger setiap hari, dengan orang-orang mengantri berjam-jam.
Orang-orang Islandia menyambut McDonald's karena memberi mereka rasa memiliki terhadap komunitas global.
Sayangnya, itu tidak bisa berlanjut untuk waktu yang lama.
Untuk mengatasi kerugian tersebut, McDonald's menaikkan harga menunya sebesar 20 persen.
Karena itu, harga Big Mac di Islandia naik menjadi setara dengan $6,63.
Itu akan menjadikannya Big Mac termahal di dunia saat itu.
Akibatnya, karena biaya operasional yang tinggi dan margin keuntungan yang lebih rendah, McDonald's tidak punya pilihan selain menutup bisnisnya di Islandia.
Burger keju dan kentang goreng terakhir McDonald's di Islandia masih dipajang di Museum Nasional Islandia
Hjortur Smarason, seorang warga negara Islandia, menyantap makanan McDonald's terakhir di negara itu pada 30 Oktober 2009.
Tepat sebelum restoran ditutup untuk terakhir kalinya di negara itu.
Menariknya, Smarason tidak pernah bermaksud untuk makan makanan McDonald's terakhir di Islandia.
Dalam wawancara AFP pada 2019, dia mengatakan ingin melihat apakah McDonald's tidak pernah benar-benar terurai.
Smarason membawa makanan McDonald's, burger keju dan kentang goreng ke rumah dan menyimpannya di dalam kantong plastik biasa di garasinya.
Namun, apa yang terjadi selanjutnya mengejutkan pikirannya.