Satu lagi kategori penilaian yang akan dipertimbangkan dalam ajang ADWI 2023 adalah kelembagaan desa wisata dan CHSE.
Desa wisata harus berbadan hukum, memiliki pengelolaan desa wisata yang berkelanjutan, memiliki manajemen risiko, serta menerapkan CHSE (cleanliness, health, safety, and environment sustainability) berstandar nasional.
Baca juga: Bermodal Ketahanan Pangan, Desa Wisata Hanjeli Sukabumi Sukses Tembus 50 Besar ADWI 2022
Targetkan 4.000 Desa Wisata Ikut Serta
Mengusung tema Pariwisata Berkelas Dunia untuk Indonesia Bangkit (World Class Tourism), ADWI 2023 jauh berbeda dengan dua tahun sebelumnya.
Hal ini bisa dilihat dari peningkatan jumlah desa wisata yang mendaftarkan diri dari tahun ke tahun.
Baca juga: Potret Sandiaga Uno Jelajah Desa Wisata Kampung Ugar Papua Barat yang Masuk 50 Besar ADWI 2022
Berbeda dengan ADWI 2021 yang hanya diikuti 1.831 desa wisata, dan 3.419 desa wisata di 2022.
ADWI 2023 ditargetkan akan diikuti 4.000 desa wisata dari 34 provinsi di Indonesia.
Dengan banyaknya desa wisata yang berpartisipasi, maka akan membuat banyak pilihan bagi wisatawan Nusantara maupun mancanegara, yang ingin merasakan langsung kearifan lokal yang ada di desa wisata.
Sehingga, dapat mencapai target 7,4 juta wisatawan mancanegara, serta menciptakan 4,4 juta lapangan pekerjaan baru di Indonesia.
Baca juga: Sandiaga Uno Kunjungi Desa Wisata Bangsring, Beri Makan Ikan Laut hingga Tanam Terumbu Karang
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita Kemenparekraf, kunjungi laman ini.