Sehingga dengan filosofis tersebut juga dapat disimpulkan sebagai rasa bhakti anak kepada orangtuanya.
Tinggi tiang saka guru juga dibat mencapa 17 meter di mana angka 17 memiliki makna kewajiban umat muslim menjalankan sholat 17 rakaat dalam sehari semalam.
Berdasarkan cerita yang disadur dari Babad Demak, saka guru yang dibuat Sunan Kalijaga memiliki keunikan dibandingkan tiga saka guru lainnya
Saka ini sering disebut sebagai saka ‘tatal’ atau tiang yang disusun dari serpihan kayu dengan cara dipasak dan diikat menjadi batang tiang besar dengan menggunakan perekat damar.
Setelah kokoh, ikatannya dilepas dan teksturnya dihaluskan.
Keempat saka ini menahan beban bagian atap tertinggi. Sedangkan untuk menopang tajug yang lebih rendah, juga masih terdapat tiang di sekeliling saka guru.
Baca juga: Keren! Begini Replika Masjid Agung Demak yang Dibuat dari Ribuan Kue Kuping Gajah
Kemudian Pintu Masjid Agung Demak yang dikenal dengan nama pintu bledheg dianggap mampu menahan petir.
Pintu tersebut dibuat oleh Ki Ageng Selo yang juga merupakan prasasti Candra Sengkala.
Di mana prasasti itu berbunyi 'Nogo Mulat Sarira Wani' yang bermakna tahun 1388 Saka atau 1466 Masehi.
Terakhir ada juga bagian teras Masjid Agung Demak ditopang oleh delapan buah tiang yang disebut Saka Majapahit.
Sebagai informasi, Masjid Agung Demak ini lokasinya berada di Kauman, Bintoro, Kec. Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Jika ingin berkunjung, Masjid Agung Demak dibuka setiap hari selama 24 jam, jadi wisatawan bebas datang kapan saja.
Hotel dan Penginapan Dekat Masjid Agung Demak
Berdekatan dengan Masjid agung Demak ada sejumlah otel yang bisa jadi tempat menginap jika kamu berkunjung dari luar kota.
Beikur rekomendasi yang bisa jadi pilihan.