TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang mantan pilot mengungkapkan beberapa kesalahpahaman paling umum tentang mitos penerbangan.
André Viljoen, mantan pilot maskapai komersial dan manajer logistik di spesialis pemasok komponen Artemis Aerospace , mengetahui lebih dari satu atau dua hal tentang mitos penerbangan.
Baca juga: Jarang Diketahui, Daftar Barang yang Dibawa Pilot saat Bertugas
Baca juga: Pilot Ungkap Pendaratan yang Kasar Justru Hal yang Baik, Mengapa?
Dia telah menjelaskan tentang mitos penerbangan yang ternyata salah.
Dilansir dari thesun, berikut deretan mitos penerbangan yang salah dan penjelasannya.
1. Turbulensi dapat menyebabkan pesawat jatuh
Baca juga: Sabuk Pengaman Pilot & Pramugari Berbeda dengan Penumpang? Simak Faktanya
Turbulensi adalah kejadian umum saat bepergian melalui udara dan sesuatu yang akan ditemui setiap pilot dan penumpang di beberapa titik.
Meskipun turbulensi bisa sangat menegangkan dan, kadang-kadang, sangat tidak menyenangkan, sangat kecil kemungkinannya untuk menjatuhkan pesawat.
Pesawat dirancang untuk tahan terhadap kondisi sulit , termasuk angin kencang dan sambaran petir.
Situasi yang paling mungkin terjadi jika terjadi turbulensi pesawat adalah penumpang mengalami cedera ringan karena tidak duduk atau mengenakan sabuk pengaman pada saat kejadian.
Untuk menghindari hal tersebut, disarankan agar penumpang tetap memasang sabuk pengaman saat duduk.
2. Jika mesin rusak, pesawat akan jatuh
Baca juga: Pilot Jatuh Pingsan, Penerbangan Boeing 737 Terpaksa Mendarat Darurat
Tidak ada penumpang yang mau mendengar berita bahwa mesinnya rusak.
Namun, sebagian besar maskapai penerbangan komersial menggunakan pesawat bermesin ganda, yang dirancang untuk lepas landas, terbang, dan mendarat dengan aman menggunakan satu mesin.
Jika terjadi kegagalan mesin , yakinlah bahwa semua pilot dilatih secara ekstensif dan teratur untuk menghadapi situasi tersebut dan akan segera kembali ke bandara terdekat.
3. Pintu pesawat bisa dibuka di tengah penerbangan
Baca juga: Paus Pilot Ditemukan Mati Terdampar di Pantai Glagah Kulonprogo, BKSDA Akan Lakukan Penelitian