Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mencicipi Roti Kolmbeng, Roti Legendaris di Kulon Progo yang Eksis Sejak Zaman Penjajahan

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pegawai tengah menata roti kolmbeng yang telah jadi di dalam sebuah kotak roti di rumah produksi yang berada di Dusun Diran, Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (2/11/2022).

Salah satu penjual srontol, Juminah mengatakan kepada Tribun Jogja bahwa setiap kali Ramadan tiba, dirinya selalu menjual srontol.

Dikarenakan makanan favorit yang banyak dicari oleh masyarakat setempat. 

Dirinya mengaku penjualan srontol di tahun ini lumayan laku.

Penganan srontol di Pasar Ramadan jalan masuk menuju Masjid Jami Kauman di Pedukuhan Jatingarang Kidul, Kalurahan Jatisarono, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. (KOMPAS.COM/DANI JULIUS)

Sejak hari pertama puasa, camilan itu selalu habis terjual dalam sekejap. 

Sehingga untuk membuatnya, ia bisa menghabiskan hingga 40 kilogram singkong setiap harinya. 

Saat ini, camilan khas Kulon Progo itu dijual seharga Rp 2.500 per bungkus. 

Baca juga: Asyiknya Berkunjung ke Kopi Ampirono, Wisata Kuliner di Kulon Progo dengan View Persawahan

Baca juga: Harga Tiket Masuk 5 Tempat Wisata di Kulon Progo Jogja 2022, Berburu Foto di Mahaloka Paradise

 "Tahun lalu harganya Rp 2.000. Sekarang karena harga minyak mahal. Selain itu, ukurannya juga lebih diperkecil," kata Juminah saat ditemui, Kamis (7/4/2022). 

Dijelaskannya, proses pembuatan srontol sangatlah mudah.

Singkong diparut kemudian diperas untuk diambil airnya.

Setelah itu, diuleni dengan bumbu berupa garam dan bawang putih.

Bila sudah tercampur rata, kemudian dibentuk hingga menyerupai kelereng dan tinggal digoreng. 

Dengan bumbu yang sederhana itu, Srontol memiliki rasa yang gurih ketika dimakan. 

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kolmbeng, Roti Legendaris Sejak Masa Penjajahan yang Masih Eksis hingga Kini.