"Pekerja pemeliharaan tidak mendengarnya jatuh ke ruang di dalam tepi depan, jadi mereka selesai memasang mur dan menutup semuanya lagi tanpa memperhatikan washer yang hilang," imbuhnya.
Baca juga: Kisah Pembajakan Pesawat Qantas 1737, Gagal Berkat Aksi Heroik Kru dan Penumpang
Saat washer jatuh ke ruang kosong dari track can, bilah ditarik dan ditekan, akhirnya menusuk dan menciptakan lubang.
Menyusul insiden itu, Administrasi Penerbangan Sipil setempat mengandangkan semua 14 pesawat Boeing 737-800 milik China Airlines, Mandarin Airlines, dan angkatan udara yang tersisa.
Banyak rekomendasi yang dibuat oleh JTSB dan juga Administrasi Penerbangan Federal Amerika (FAA) karena itu adalah pesawat buatan Boeing.
JTSB meminta agar FAA mengawasi Boeing untuk memastikan perusahaan membuat instruksi pekerjaan pemeliharaan yang jelas, termasuk aksesibilitas area kerja, untuk menghindari kesalahan di masa mendatang.
Selanjutnya, Biro Penerbangan Sipil Jepang (JCAB) mengeluarkan arahan kelaikan udara pada tanggal 23 Agustus 2007, untuk menginstruksikan semua operator Jepang jet Boeing 737-7 dan 8 untuk melakukan inspeksi berkelanjutan pada perakitan downstop.
Akhirnya, semua model tipe 737 diperintahkan untuk diperiksa.
Pada bulan Agustus 2008, setahun kemudian, Boeing mengubah desain perakitan downstop dan meminta semua model sebelumnya dilengkapi dengan perangkat keras baru.
Salah langkah sekecil apapun dapat membuat dampak besar dalam penerbangan.
Dengan insiden penerbangan China Airlines 120, prosedur yang sebelumnya kurang mendapat perhatian menjadi sangat penting bagi ekosistem pesawat.
Hal itu membuat insiden serupa mungkin tak akan terjadi lagi di masa depan, atau setidaknya meminimalisirnya.
Baca juga: Dua Pilot Tidur saat Penerbangan, Terbangun Gegara Alarm Tanda Bahaya Berbunyi, Kok Bisa?
(TribunTravel.com/mym)
Baca selengkapnya soal artikel pesawat di sini.
Baca tanpa iklan