TRIBUNTRAVEL.COM - Amerika Serikat (AS) akhirnya menangguhkan penerbangan ke China sebagai imbas dari melonjaknya kasus Covid-19.
Keputusan untuk menangguhkan penerbangan ke China dilakukan Departemen Perhubungan AS (USDOT) pada Kamis (25/8/2022).
Setidaknya terdapat 26 penerbangan dari AS menuju China yang ditangguhkan, imbas dari meningkatnya kembali kasus Covid-19 di Beijing.
Penangguhan penerbangan ke China akan memengaruhi maskapai penerbangan Xiamen Air, Air China, China Southern Airlines, dan China Eastern Airlines mulai 5 September hingga 28 September.
Baca juga: KFC China Tambahkan Ceker dan Sayap Ayam pada Menunya Akibat Kenaikan Harga Minyak Goreng
Baru-baru ini, Pemerintah China juga menangguhkan penerbangan yang ditujukan kepada maskapai American Airlines, Delta Air Lines, dan United Airlines karena kasus Covid-19.
Dilansir dari Reuters, Jumat (26/8/2022), penangguhan tersebut termasuk 19 penerbangan tujuan China dari Los Angeles dan 7 penerbangan China Eastern dari New York.
LIHAT JUGA:
Sementara itu, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu Pengyu menganggap bahwa tindakan USDOT tersebut sangat tidak bertanggung jawab, karena menangguhkan penerbangan maskapai China tanpa alasan.
Pada awal bulan ini, USDOT mengatakan bahwa otoritas China telah merevisi kebijakan mereka.
Sehingga jika jumlah penumpang dalam penerbangan ke China yang dites positif Covid-19 mencapai 4 persen dari total, satu penerbangan akan ditangguhkan.
Baca juga: Darurat Covid, Kota Tujuan Wisata Favorit di China Terpaksa Lockdown saat Kunjungan Turis Naik
Jika mencapai 8 persen, dua penerbangan akan ditangguhkan.
USDOT juga telah mengajukan keberatan atas kebijakan China tersebut.
Sebelumnya, Beijing dan Washington telah berdebat tentang layanan udara sejak awal pandemi.
Pada bulan Januari lalu, Departemen Perhubungan AS telah menangguhkan 44 penerbangan dari AS tujuan China oleh empat maskapai penerbangan China sebagai tanggapan atas keputusan China menangguhkan 44 penerbangan oleh operator AS.
Pada Agustus 2021, USDOT membatasi empat penerbangan dari maskapai China hingga 40 persen dari kapasitas penumpang selama empat minggu, setelah Beijing memberlakukan batasan yang sama pada empat penerbangan United Airlines.
Ribuan turis terdampar di Sanya
Diberitakan TribunTravel sebelumnya, wabah Covid-19 menyebabkan kekacauan di wilayah Sanya, China.
Kasus Covid-19 sedang melonjak di kawasan tersebut hingga membuat area itu dikarantina alias lockdown.
Akibatnya, ribuan turis yang sedang berlibur di Sanya, China terdampar karena pandemi Covid-19 yang meningkat.
Kawasan tersebut saat ini sedang melakukan penguncian ketat.
Baca juga: Demi Viral, Vlogger China Makan Hiu Putih saat Siaran Langsung
Baca juga: Menelik Tekesi, Kota di China yang Punya Tata Letak Unik dan Tanpa Lampu Lalu Lintas
Sanya merupakan kota kecil di kepulauan Hainan, Tiongkok Selatan.
Kota ini menjadi tujuan wisata populer, terutama bagi penggemar kegiatan olahraga air seperti selancar, scuba diving, snorkeling, dan lain-lain.
Meski sempat menurun, tiba-tiba saja kasus Covid-19 di Sanya mengalami lonjakan.
Ketika seluruh dunia sedang berjuang untuk melalui kasus Covid-19 dan angka kematian tinggi, tapi untuknya tidak ada hal yang terlalu buruk di Sanya seperti kematian.
Peningkatan jumlah kasus yang tiba-tiba telah mendorong pihak berwenang China untuk mengambil tindakan drastis untuk mencegah situasi semakin memburuk.
Lebih dari 80 persen dari semua penerbangan ke dan dari Sanya dibatalkan.
Baca juga: Harga Tiket Pesawat di China Makin Mahal, Biaya Tambahan Bakar Bakar Melonjak 10 Kali Lipat
Bahkan layanan kereta api dipersingkat perjalanannya di seluruh pulau itu.
Langkah-langkah ini membuat hampir 80.000 turis terdampar di pulau itu, bahkan hampir tidak ada cara untuk keluar.
Setalah kasus Covid-19 ditemukan lebih dari 250 kasus, wilayah wisata utama kota ini langsung di-lockdown.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Amerika Serikat Tangguhkan 26 Penerbangan ke China Imbas Meningkatnya Kasus Covid-19.