Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Tantangan Penerbangan: Cara Pilot Terbangkan Pesawat saat Langit Berkabut Tebal

Penulis: Nurul Intaniar
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pilot saat menerbangkan pesawat. Beginilah yang dilakukan pilot saat menerbangkan pesawat apabila kondisi langit sedang berkabut tebal.

Menurut laporan Simple Flying, kontrol lalu lintas udara mampu memantau sinyal radar yang mendeteksi pesawat bergerak dan memberikan arah.

Baca juga: Rahasia Penerbangan: Pilot Dapat Tinggalkan Kokpit Saat Penerbangan Berlangsung, Ini Syaratnya

Baca juga: Bolehkah Pilot Meninggalkan Kokpit di Tengah Penerbangan?

Sedangkan bandara menyediakan titik data tentang visibilitas minimum yang diperlukan untuk berangkat, yang disebut takeoff minima.

Maskapai juga mungkin memiliki minima mereka sendiri, yang mungkin dipengaruhi oleh jenis pesawat yang diterbangkan dan peralatan yang tersedia.

Minimum lepas landas ditentukan oleh pengukuran di titik touchdown, titik tengah, dan titik akhir di landasan pacu, di mana sensor mengukur visibilitas.

Kumpulan tiga titik data ini disebut sebagai Runway Visual Range, atau "RVR."

Jika ketiga angka tersebut memenuhi minimum lepas landas, pesawat dapat lepas landas.

Seperti minimum lepas landas, ada juga standar minimum untuk pendekatan.

Salah satu kategori pendekatan presisi menggunakan Instrument Landing System (ILS), di mana pesawat mendeteksi sinyal yang diproyeksikan dari landasan pacu dan menampilkannya di layar dek penerbangan.

Sinyal ini sangat akurat dan, karenanya, andal digunakan dalam kabut tebal.

Operasi pendekatan presisi ditentukan menurut Ketinggian Keputusan yang berlaku, diukur di permukaan tanah, Ketinggian Keputusan, diukur di atas permukaan laut rata-rata, dan data RVR.

Ilustrasi pilot menerbangkan pesawat (Flickr/eflon)

Dalam pendekatan Kategori I, pendekatan ILS normal, baik Ketinggian Keputusan atau Ketinggian Keputusan dapat digunakan.

Minimum vertikal diukur dengan mengacu pada altimeter barometrik.

Untuk pendekatan Kategori II dan III, diperlukan tingkat presisi yang lebih tinggi.

Ketinggian Keputusan dengan mengacu pada radio altimeter, yang mengukur ketinggian pesawat di atas medan tepat di bawahnya, digunakan untuk mengukur minimum vertikal.

Awak pesawat mengawasi kondisi cuaca di tempat tujuan, sehingga jika informasi yang tersedia menunjukkan bahwa akan ada kondisi berkabut menunggu penerbangan, idealnya ada cukup waktu untuk merencanakan.

Sebagai upaya terakhir, penerbangan dapat dialihkan ke bandara lain untuk mendarat jika ada keadaan cuaca buruk di bandara tujuan.

(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)

Kumpulan artikel penerbangan

Baca juga: Pilot dan Pramugari Punya Sabuk Pengaman Berbeda dengan Penumpang, Mengapa?

Baca juga: Detik-detik Penjaga Pantai Selamatkan Pilot saat Kecelakaan Pesawat Jatuh ke Laut