TRIBUNTRAVEL.COM - Setiap kru kabin maupun penumpang pasti menginginkan penerbangan yang dilakukan berjalan aman dan lancar.
Akan tetapi tidak ada yang tahu bagaimana kondisi cuaca ketika penerbangan berlangsung.
Terkadang, ketika penerbangan bisa saja langit menjadi berkabut tebal yang menyebabkan kondisi visitabilitas rendah.
Hal itu tentu menjadi tantangan bagi pilot agar bisa menerbangkan pesawat dengan aman dan selamat sampai di bandara tujuan.
Baca juga: Pilot Tulis Surat untuk Peri Gigi setelah Bocah 6 Tahun Kehilangan Giginya di Pesawat
Ternyata langit yang berkabut tebal bisa berdampak pada operasi taxi, lepas landas pesawat, dan pendaratan pesawat.
Lalu, bagaimana prosedur yang digunakan dalam industri penerbangan untuk memastikan penerbangan tetap aman dalam cuaca berkabut?
Menurut Organisasi Meteorologi Dunia, kabut adalah suspensi tetesan mikroskopis air.
Ini mungkin mencakup area yang luas atau membentuk tambalan terputus-putus di lapangan terbang.
Dalam industri penerbangan, jika kondisi seperti itu mengakibatkan visibilitas horizontal kurang dari sekira 3.281 kaki (1.000 meter), maka kabut berkontribusi pada visibilitas rendah.
Sedangkan apabila langit berkabut tebal itu cukup menjadi tantangan berat bagi pilot karena bisa menjadi kesulitan tersendiri untuk memastikan posisi pesawat di lapangan terbang.
Pilot mungkin tidak dapat melihat semua penerangan landasan pacu dan pengontrol menara mengalami tantangan visibilitas rendah yang sama seperti pilot.
Dalam skenario ini, kecepatan taxiing dikurangi untuk memastikan bahwa pesawat tetap berada di jalur yang benar.
Selain itu, ketika pilot tidak yakin dengan posisinya di bandara, mereka mungkin perlu menghentikan pesawat dan memeriksa dengan kontrol darat.
Tantangan kabut saat lepas landas dan mendarat
Menariknya, kabut tidak memberikan banyak kesulitan saat pesawat terbang di ketinggian tertentu.