Masalah juga timbul terkait adanya clear air turbulence (CAT), lantaran terjadi di udara yang jernih.
Berbeda dengan awan, CAT tidak mungkin untuk dideteksi dengan mata telanjang dan sangat sulit untuk ditangkap menggunakan peralatan radar.
Baca juga: Kenapa Bisa Terjadi Turbulensi Pesawat? Begini Penjelasannya
CAT dihasilkan oleh ketidakstabilan dalam aliran jet karena arus udara yang sangat cepat pada ketinggian 35.000 kaki.
Aliran jet yang lebih kuat akan memiliki implikasi lebih lanjut daripada turbulensi.
Hal ini dapat mempercepat perjalanan (walaupun membuatnya kurang nyaman) saat bepergian ke arah timur.
Namun, di sisi lain, itu akan diterjemahkan ke dalam waktu penerbangan yang lebih lama, penundaan, dan lebih banyak bahan bakar yang terbakar.
Profesor Williams berharap bahwa perkiraan ini akan dua kali lipat memotivasi sektor penerbangan untuk menghadapi segala tantangan yang terjadi.
Sebab, industri akan menanggung akibatnya jika tidak berhasil menghilangkan karbon dengan sangat cepat.
Baca juga: Pesawat Turbulensi Parah saat Landing, Pilot dan Pramugari Sampai Cedera
Kursi Terbaik di Pesawat untuk Hindari Turbulensi
Pemilihan kursi yang tepat bisa berpengaruh dengan kenyamanan terbang, termasuk untuk menghindari turbulensi.
Nah, kursi terbaik di pesawat unruk menghindari turbulensi adalah sejajar dengan sayap atau di bagian depan pesawat.
Sayap pesawat menjaganya tetap seimbang dan lebih tenang, sedangkan di bagian ekor pesawat bisa lebih banyak guncangan.
Semakin dekat penumpang ke bagian depan pesawat, semakin sedikit pula turbulensi yang biasanya mereka rasakan.
Jika penumpang duduk di bagian depan sayap dan mesin berada di belakang mereka, penumpang tak hanya akan merasakan sedikit turbulensi, tetapi juga akan memiliki penerbangan yang lebih tenang.
Baca juga: Pilot Bagikan Rahasia Mengatasi Rasa Cemas Saat Terjadi Turbulensi, Apa Saja?
(TribunTravel.com/Mym)
Baca selengkapnya soala artikel penerbangan di sini.