Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Turbulensi Parah Akan Meningkat 3 Kali Lipat dalam Dekade Mendatang, Kok Bisa?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pesawat mengalami turbulensi.

TRIBUNTRAVEL.COM - Turbulensi parah memang menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar pelaku perjalanan udara.

Terlebih, turbulensi parah juga dapat mengakibatkan cedera fisik bagi para penumpang di dalam pesawat.

Ilustrasi penumpang yang takut saat pesawat mengalami turbulensi parah. (Steven Coffey /Unsplash)

Sayangnya, turbulensi parah dilaporkan akan mengingkat dua atau tiga kali lipat dalam beberapa dekade mendatang.

Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Baca juga: Kursi Terbaik di Pesawat untuk Hindari Turbulensi, Bikin Penerbangan Semakin Nyaman

Alasan utamanya tentu sudah tak asing di telinga, yakni pemanasan global.

Melansir Simple Flying, Sabtu (2/7/2022), Profesor Ilmu Atmosfer di Universitas Reading Inggris, Paul Williams, menyoroti bagaimana penerbangan juga akan menjadi korban perubahan iklim.

Berbicara di Kongres Berjangka Penerbangan Berkelanjutan, Profesor Williams memberikan pernyataan sebagai berikut:

“Kami memiliki banyak bukti bahwa aliran jet sekarang 15 persen terpotong lebih kuat sejak satelit mulai mengukurnya pada tahun 1970-an. Dan inilah yang menyebabkan banyak turbulensi, terutama turbulensi udara yang jernih.

Satelit menunjukkan bahwa itu telah menjadi 15 persen lebih kuat sejak tahun 1970-an, itu adalah perubahan besar. Dan kami memahami mengapa hal itu terjadi dalam hal mekanisme fisik di baliknya.

Perhitungan kami menunjukkan akan ada dua atau tiga kali lipat turbulensi parah dalam beberapa dekade mendatang karena perubahan iklim."

Cedera terkait turbulensi adalah jenis kecelakaan maskapai yang paling umum, dan awak kabin 24 kali lebih rentan cedera daripada penumpang. (Kenny Eliason /Unsplash)

University of Reading tidak sendirian dalam perhitungan dan kesimpulannya.

Hal itu didukung oleh data dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS ( NTSB ) yang mencatat bahwa turbulensi parah meningkat pada penerbangan.

Baca juga: Viral Rekaman Suasana Kabin Garuda Turbulensi Karena Angin Puting Beliung, Penumpang Teriak Histeris

Cedera terkait turbulensi adalah jenis kecelakaan maskapai yang paling umum, dan awak kabin 24 kali lebih rentan cedera daripada penumpang.

Pada 2019, turbulensi menyebabkan seorang pramugari di penerbangan Turkish Airlines ke New York JFK patah kaki dan mengirim 28 penumpang ke rumah sakit.

Turbulensi juga merugikan maskapai penerbangan, mencapai lebih dari 500 juta USD per tahun dalam bentuk kerusakan dan penundaan. (Foto oleh Jan Rosolino di Unsplash)

Turbulensi juga merugikan maskapai penerbangan, mencapai lebih dari 500 juta USD per tahun dalam bentuk kerusakan dan penundaan.

Halaman
12