“Saya akan terus melanjutkan usaha almarhum bapak,” tandasnya.
Angkringan atau warung sega kucing Pak Gik terletak di Jalan Inspeksi Gajah Mada, khusus buka malam hari hingga subuh.
Jenazah Pak Gik atau Sugijo (74), pemilik angkringan Pak Gik legendaris di Jalan Gadjah Mada Kota Semarang akan dikebumikan pada Senin (14/2022).
Pria yang telah membuka usahanya sejak 1967 tersebut mendadak sakit dan menghembuskan napas terakhir pada Minggu (13/2/2022) siang kemarin.
Dari penuturan sejumlah pelanggan, Pak Gik dikenal sebagai orang yang berjasa kepada pembeli termasuk warga Semarang.
Ravi Candera, mengatakan sejak dahulu banyak teman-temannya yang merasa tertolong dengan kehadiran angkringan yang buka pada malam hari tersebut.
“Karena dahulu banyak yang beli di sana mengambilnya (gorengan) lima, waktu bayar bilang empat.
Almarhum Pak Gik pantas masuk surga karena telah menolong warga Semarang,” ujarnya kepada Tribunjateng.com saat melayat di rumah duka di Jalan Karanganyar V, Gabahan, Semarang Tengah, Kota Semarang.
Sementara itu, anak ke-dua Almarhum Pak Gik, Dwi Purwanto, mengungkapkan bahwa ayahnya memang dikenal karena kesabarannya.
Ia meyakini bahwa dulunya Pak Gik pernah didoakan karena menolong seorang kyai hingga menjadi selaris dan seterkenal sekarang.
“Dulu pernah ada menolong seorang kyai dari Magelang yang ketinggalan bus di Semarang.
Waktu itu bapak tidak tahu siapa orang tersebut, karena kasihan kemudian bapak mengantarkan beliau sampai ke rumah.
Ternyata beliau seorang kyai, setelah itu mendoakan bapak agar laris dan beliau juga pernah datang ke angkringan bersama rombongan dari Magelang,” ungkapnya.
Dwi menambahkan bahwa pengelolaan angkringan itu akan dilanjutkan olehnya dan adiknya, Indah Septianasari bersama menantu Pak Gik.
“Bapak berpesan bahwa kalau berjualan itu yang ikhlas.