"Yang membedakan resep bumbunya, kalau lain orang, lain juga rasanya, kalau disini semua orang cocok, dari Jakarta, Bandung," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (17/12/2021).
Baca juga: 4 Warung Sate Ayam Enak di Jakarta, Pas Buat Makan Siang saat Liburan ke Taman Margasatwa Ragunan
Baca juga: 6 Sate Ayam Legendaris di Solo Buat Kulineran Malam, Irisan Daging dan Bumbunya Maknyuss
"Banyak yang cerita, kalau beli sate di Sragen nggak di tempat e Pak Bagong, kebanyakan tidak mau," tambahnya.
Rahasia satenya bertahan hingga kini, karena Siti tetap mempertahankan rasa dan kualitas sate.
"Yang penting itu rasanya, kalau orang cocok, pasti ramai, kita juga mempertahankan kualitas, meski harga cabai sekarang naik, ya kita tetap mempertahankan kualitasnya," jelasnya.
Tak hanya berjualan dengan membuka warung sendiri, Siti juga memanfaatkan media sosial dan layanan pesan antar untuk memperluas pasarnya.
Satenya juga bisa disajikan menyesuaikan permintaan masing-masing pembeli.
"Kita juga tidak hanya menyediakan porsi penuh, jadi cocok untuk pelajar, kita juga ada porsi hemat dan porsi sedang," paparnya.
Sate Pak Bagong terdiri dari tiga porsi, yakni porsi kecil berisi lima tusuk sate beserta lontong dibanderol harga Rp 15.000.
Sedangkan, porsi sedang dengan 7 tusuk dan lontong seharga Rp 20.000, dan porsi besar dengan 10 tusuk dan lontong harganya Rp 25.000.
Sate Ayam Ponorogo Pak Bagong ada di 4 lokasi, yakni di PKL Garuda, Sentra Kuliner Veteran Brigjen Katamso, Teguhan, dan di Timur Terminal Lama Sragen.
Baca juga: Menikmati Kuliner Legendaris Jaksel Sate Ayam H.Martingen, Sehari Ludes 7.000 Tusuk
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Inilah Resep Sate Ayam Ponorogo Pak Bagong di Sragen : Bisa Bertahan 42 Tahun dan Langanan Pejabat