Mulai dari prosesi penyembelihan hewan kurban, memasak, dan doa-doa.
Semua sesuai ajaran-ajaran Islam.
Bahkan, sebelum hewan-hewan disembelih, mereka dimuliakan dengan doa-doa.
Dimulai dengan bacaan basmalah, serta pisau digunakan tajam dan selalu bersih.
Ritual tersebut merupakan wujud nyata perpaduan tradisi masyarakat lokal dengan pengaruh ajaran Islam.
Warga yang tinggal di kampung tradisional ini hanya para keturunan dan keluarga Amaq Lokak Senaru.
Amaq Lokak Senaru merupakan tokoh yang bertugas sebagai pengasuh dan penjaga atau tetua kampung, yang secara khusus menjaga keseimbangan alam di wilayahnya.
Misalnya Amaq Lokak Senaru, bertanggungjawab menjaga kelestarian alam di wilayah Senaru.
Amaq Lokak ini dipilih dari garis keturunan dan kriteria lain, salah satunya sehat, tidak cacat fisik, cukup usia, dan garis keturunan.
Tonton juga:
Selain Amaq Lokak, dalam masyarakat adat di Bayan juga dikenal pembekel atau koordinator semua peranatan adat di wilayahnya.
Juga ada pande dan wali gumi, yang bertugas merencanakan semua acara baik, ritual maupun kegiatan penjagaan dan pelestarian di wilayahnya.
Juga dikenal toak turun atau sesepuh adat yang dihormati.
Baca juga: TRAVEL UPDATE: Bukit Gado-gado, Tempat Asyik Berburu Sunset di Kota Padang
Baca juga: TRAVEL UPDATE: Berjuluk Desa di Atas Awan, Intip Indahnya Desa Wae Rebo di NTT
Baca juga: TRAVEL UPDATE: Fenomena Langka, Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Bali pada 26-27 Februari 2021
Baca juga: TRAVEL UPDATE: Harga Tiket Masuk Museum Jawi Sukoharjo Lengkap dengan Rute Menuju Lokasi
Baca juga: TRAVEL UPDATE: Viral Video Pendaki Tersesat di Gunung Lawu Berhasil Selamat Dituntun Burung Jalak
(TribunTravel.com/Ratna Widyawati)
Baca tanpa iklan