Kelelawar yang digunakan untuk paniki mula-mula dibakar untuk membersihkan bulunya, kemudian dicuci sampai bersih.
Setelah itu kelelawar dipotong menjadi beberapa bagian, lalu direbus menggunakan api sedang.
Kelelawar yang sudah direbut tersebut bisa langsung diolah dengan berbagai bumbu atau disimpan dalam lemari es untuk disimpan dan dimasak di lain waktu.
Jenis kelelawar yang digunakan untuk membuat hidangan paniki juga tidak sembarangan.
Hanya kelelawar pemakan buah sajalah yang digunakan untuk membuat kuliner khas ini.
Pemilihan jenis kelelawar ini bertujuan untuk memilih jenis kelelawar yang memiliki banyak kandungan gizi serta protein.
Tidak hanya itu, dalam kelelawar buah juga terdapat zat kitotefin yang katanya ampuh untuk mengobati penyakit asma dan paru.
Karena memiliki tekstur daging yang sedikit alot, kamu juga harus bersabar dan sedikit berhati-hati saat memakan paniki.
Terlebih jika kamu hendak memakan bagian sayapanya.
Selain dimasak dengan kuah santan, di beberapa daerah penyajian paniki juga ada yang digoreng bahkah dijadikan sebagai sate.
Meski merupakan makanan khas, katanya paniki saat ini sudah mulai jarang ditemukan karena habitat kelelawar yang semakin sedikit.
Hal ini disebabkan karena keberadaan kelelawar yang banyak diburu serta berkurangnya kuantitas hutan dan pohon-pohon.
Jadi, bagaimana apakah kamu tertarik untuk mencoba menu ekstrim ini?
Baca juga: 3 Kuliner Khas Manado untuk Sarapan, Cicipi Tinutuan yang Gurih dan Segar
Baca juga: 8 Kuliner Ekstrem di Indonesia, Ada Paniki hingga Tikus Panggang
Baca juga: Mengenal Patola, Kuliner Ekstrem yang Bisa Dijumpai di Langowan Minahasa
Baca juga: Kuliner Manado -Yummy! Sarapan Lezat dengan 5 Kuliner Khas Minahasa Ini, Dijamin Bikin Ngiler
Baca juga: Kuliner Minahasa - Sate Kolombi Dibakar Pakai Arang, Paling Nikmat Disantap dengan Pisang Goroho
(TribunTravel/Zainiya Abidatun Nisa')