Dari segi bahan, tidak banyak perbedaan antara eau de cologne dan kolonya Turki.
Keduanya menggunakan rasio etanol dan essential oil yang kurang lebih sama dan seringkali menggunakan minyak jeruk seperti jeruk dan lemon.
Namun yang membuat kolonya begitu unik adalah cara penggunaannya, baik secara budaya maupun praktis.
Pada awal abad ke-20, popularitas kolonya melonjak, berkat ahli kimia muda asal Prancis yang bernama Jean Cesar Reboul.
Di Istanbul, Jean membuka salah satu apotek pertama Turki pada 1895, dan dengan muridnya, Kemal Müderrisoğlu, menciptakan penyuling kolonya paling ikonik di Turki, Atelier Rebul.
Kini Atelier Rebul masih menjual produk khas mereka, Rebul Lavanda, yang dibuat menggunakan lavender yang ditanam di taman Reboul.
Baca juga: 6 Tempat Wisata Gratis di Istanbul Turki, Grand Bazaar Sudah Ada Sejak 1461
Baca juga: Jangan Pernah Lakukan 4 hal Ini saat Liburan ke Turki, Perhatikan Apa Objek yang Kamu Potret
Baca juga: Viral di Medsos, Tangan Wanita Ini Iritasi Usai Pakai Hand Sanitizer yang Tersedia di Starbucks
Baca juga: Jangan Tinggalkan Hand Sanitizer di Dalam Kabin Mobil, Ini Bahayanya
Baca juga: 10 Fakta Istanbul, Satu-satunya Kota di Dunia yang Terletak di Benua Asia dan Eropa
(TribunTravel.com/Sinta Agustina)