Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengenal Kolonya, Cairan Pembersih Tangan Tradisional Turki yang Disebut Bisa Menghalau Covid-19

Penulis: Sinta Agustina
Editor: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi hand sanitizer.

Dipromosikan pemerintah

Menteri Kesehatan Turki sempat mempromosikan kolonya sebagai penghalau virus corona pada Maret 2020 silam.

Sejak saat itu banyak apotek di Turki diserbu antrean pembeli yang ingin membeli kolonya.

Faktanya, sejak kasus virus corona pertama yang dikonfirmasi di Turki pada pertengahan Maret, beberapa produsen kolonya mengatakan bahwa penjualan mereka telah meningkat setidaknya lima kali lipat.

Untuk memenuhi permintaan kolonya yang melonjak, pemerintah Turki menghentikan penggunaan etanol dalam bensin untuk meningkatkan produksi kolonya dan disinfektan rumah tangga lainnya, khususnya untuk melawan virus corona.

Etanol digunakan dalam pembuatan kolonya bersama barley yang difermentasi, anggur, molase atau kentang dan dicampur dengan air.

Campuran tersebut kemudian diberi wewangian alami seperti magnolia, lemon atau rosemary.

Setelah itu dibiarkan selama tiga minggu masa pematangan sebelum dimasukkan ke dalam botol.

Sejarah kolonya

Jauh sebelum kolonya, masyarakat Turki memakai air mawar.

Seperti namanya, air mawar terbuat dari kelopak bunga mawar.

Dimulai pada abad ke-9, budaya di seluruh Jazirah Arab menggunakan air mawar untuk aromatik, kuliner, kecantikan, tujuan agama dan pengobatan, dilaporkan BBC Travel.

Atelier Rebul (Pinterest)

Sementara orang Persia, Mesir, dan Ottoman menggunakan air mawar untuk membersihkan diri dan menyambut tamu.

Pada abad ke-19, eau de cologne (wewangian alami yang sekarang lebih dikenal sebagai cologne) tersebar di sepanjang rute perdagangan dari Cologne, Jerman ke Kekaisaran Ottoman.

Ketika Sultan Ottoman Abdülhamit II pertama kali menemukannya, ia mengadaptasinya dengan memadukan tradisi air mawar dengan wewangian asing berbasis alkohol untuk menciptakan kolonya.

Halaman
123