Tes dilakukan dengan kapasitas maksimum pesawat dengan awak penuh dan campuran penumpang yang representatif.
Boneka digunakan untuk menyimulasikan anak-anak.
Hanya setengah pintu keluar yang digunakan, dan bagasi, hingga bantal bertebaran di lorong untuk menstimulasi puing-puing.
Sementara penumpang mengetahui alasan mereka berada di sana, mereka tidak diberi tahu tentang rencana evakuasi, pintu dan slide mana yang akan digunakan, atau kapan demonstrasi akan dimulai.
Pada tahun 2006, Airbus A380 menyelesaikan uji coba evakuasi penumpangnya yang membuka jalan untuk sertifikasi.
Dalam demonstrasi tersebut, 873 orang berhasil keluar dari pesawat dan mencapai tanah dalam batas waktu 90 detik.
Itu adalah evakuasi paling ketat yang pernah dilakukan dan yang pertama pada pesawat penumpang dua dek.
Tes juga dilakukan dalam kegelapan.
Tonton juga:
Pengujian dilakukan untuk menunjukkan bahwa pesawat dapat dievakuasi dalam waktu minimum yang ditentukan oleh pihak berwenang.
Namun, para peserta uji coba tahu bahwa nyawa mereka tidak dalam bahaya.
Apa yang tidak bisa mereka pertimbangkan adalah perilaku orang dalam situasi panik kehidupan nyata.
Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa, tidak semua orang akan bertindak dengan tepat.
Baca juga: Kode Rahasia Ini Diucapkan Pramugari pada Penumpang yang Ia Sukai saat Turun dari Pesawat
Baca juga: Naik Pesawat di Masa Pandemi Covid-19, Ini Berbagai Hal yang Harus Diperhatikan
Baca juga: Pemerintah Hong Kong Membeli 500.000 Tiket Pesawat, Mengapa?
Baca juga: Pesawat Ini Kembali Terbang untuk Pertama Kalinya Sejak Dilarang Mengudara Hampir 2 Tahun
Baca juga: Hindari 6 Kebiasaan Ini saat Naik Pesawat, Termasuk Menyimpan Barang Berharga di Bagasi Kabin
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)
Baca tanpa iklan