Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Pemerintah Hong Kong Membeli 500.000 Tiket Pesawat, Mengapa?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi tiket pesawat

TRIBUNTRAVEL.COM - Maskapai penerbangan masih membutuhkan lebih banyak dukungan, itulah pesan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA).

Tentunya, maskapai tidak ingin memiliki beban hutang dan pinjaman untuk dilunasi saat mereka keluar dari krisis.

Menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah Hong Kong melakukan aksi terpuji yang diharapkan dapat menjadi inspirasi.

Melansir laman Simple Flying, Jumat (11/12/2020), Pemerintah Hong Kong diketahui membeli setengah juta tiket pesawat di tengah pandemi.

Baca juga: Mengapa Orang Hong Kong Begitu Percaya dengan Takhayul? Ini Kisah di Baliknya

Krisis penerbangan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 telah memasuki tahap kedua.

Setelah banyak maskapai penerbangan berjuang untuk bertahan hidup, kini mereka dapat kembali menatap masa depan.

Dengan harapan vaksin akan memulai kembali perjalanan di tahun depan, krisis finansial kini menjadi masalah terakhir sebelum penerbangan dapat dibangun kembali.

IATA  telah memperjelas secara fundamental bahwa untuk sebagian besar maskapai penerbangan masih ada kesenjangan finansial.

IATA memprediksikan vaksin mulai berlaku pada kuartal keempat tahun depan.

Maskapai penerbangan, rata-rata, memiliki likuiditas tunai selama delapan bulan di bank, beberapa bahkan lebih sedikit.

Ini menimbulkan tanda tanya apakah semua maskapai dapat bertahan untuk melihat manfaat vaksinasi massal.

IATA telah mengatakan bahwa maskapai penerbangan akan membutuhkan satu suntikan dukungan lagi untuk melalui periode kesulitan terakhir ini.

Namun, lebih banyak dana talangan hanya akan menambah beban hutang, sehingga sulit bagi maskapai penerbangan untuk kembali ke profitabilitas.

Ini bukanlah tugas yang mudah dan membutuhkan lebih banyak pemikiran daripada sekadar memberikan uang ke maskapai penerbangan dengan dasar pinjaman yang ditangguhkan.

Untuk mengatasi hal ini, kita bisa mengambil inspirasi dari Pemerintah Hong Kong.

Halaman
12