Bahkan mereka benar-benar tidak tahu apa yang terjadi di toko-toko yang dikunjungi setelah mereka pulang ke rumah.
TONTON JUGA:
Kini, Thomas, satu-satunya kru peneliti yang bukan dari Amerika Serikat, kembali bersama keluarganya di daerah Auckland, Selandia Baru, setelah menjalani karantina selama 14 hari di sebuah hotel.
Saunter dan anggota kru keempat, Naomi Worcester, tetap di Hawaii sementara Butschek tinggal bersama keluarganya di Texas, yang menjadi negara bagian pertama yang mencapai satu juta kasus virus korona bulan lalu.
"Saya merasa seperti saya masih mempelajari detail segalanya," kata Butschek.
"Tapi untungnya, tidak ada yang saya kenal, tidak ada teman saya, yang didiagnosis dengan Covid."
Jarak sosial dan tindakan karantina telah meredam kepulangan mereka.
"Semuanya sangat aneh," kata Worcester (43) kepada CNN.
"Tadi harus mengucapkan selamat tinggal kepada semua orang di bandara. Aku senang dengan semua makanan enak, makanan tahan busuk, yang bisa kita makan sekarang. Tapi aku belum pernah memeluk sejak aku kembali."
Dan meskipun para kru baru saja menetap di dunia yang menghadapi krisis kesehatan global, penelitian di pulau itu harus dilanjutkan.
"Memulai proses perencanaan sangat menantang," kata Saunter.
"Tapi saat ini kami sedang mencari tim berikutnya."
Baca juga: Raih Sertifikasi CHSE, Kebun Raya Bogor Aman Dikunjungi Turis di Masa Pandemi
Baca juga: Liburan ke Dubai dengan Hasil Tes Covid-19 Palsu, 21 Turis Asal Kenya Ditangkap
Baca juga: Baru Diresmikan, Kereta Mewah di Jepang ini Siap Bawa Turis Menjelajahi Pulau Kyushu
Baca juga: Negara Ini Buka Perbatasan Khusus Bagi Turis Berpenghasilan Minimal Rp 1,2 Miliar Per Tahun
Baca juga: 5 Tempat Wisata Populer Dunia yang Larang Turis Mengambil Foto, Termasuk Menara Eiffel
(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)
Baca tanpa iklan