Penting bagi karyawan untuk menampilkan diri mereka sebagai orang yang disiplin dan tepat waktu, kata Mieko Nakabayashi, seorang profesor ilmu sosial di Universitas Waseda dan mantan anggota parlemen di Partai Demokrat Jepang.
"Jika karyawan tidak bisa melakukan itu, maka mereka dengan cepat mendapatkan reputasi yang buruk di perusahaan," katanya.
Tetapi, seperti yang dia jelaskan, ketepatan waktu tidak selalu sama dengan efisiensi.
Pada tahun 1990, ada sebuah kasus di prefektur Hyogo ketika seorang siswa berusia 15 tahun tewas tergencet gerbang sekolah.
Dia tewas saat mencoba untuk melewati gerbang tepat ketika guru mulai menutupnya pada pukul 8.30 pagi.
Guru yang menekan tombol untuk menutup gerbang itu dipecat, dan insiden itu memicu perdebatan publik pada saat itu.
"Pada hari itu, sangat umum untuk menutup gerbang tepat waktu, dan menghukum siswa terlambat dengan membuat mereka berlari satu atau dua putaran," kata Yukio Kodata, 33, seorang pria Jepang-Kanada yang telah tinggal dan bekerja di Jepang.
Nantinya catatan akhir pada transkrip siswa dapat memengaruhi peluang mereka untuk masuk universitas.
Pada akhirnya, obsesi pada ketepatan waktu bisa mempengaruhi kualitas hidup, kata Yukio.
"Di Jepang, orang memiliki mentalitas, jika semua orang melakukannya, mereka juga harus melakukannya," katanya.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok di NTT Meletus, Kolom Abu Capai 4.000 Meter
Baca juga: 4 Camilan Unik yang Cuma Ada di Jepang, Cobain Sensasi Cola Rasa Sup Ikan
Baca juga: Ramen Instan dengan 40 Miliar Bakteri Asam Laktat Dijual di Jepang, Intip Keunikannya
Baca juga: 8 Restoran Milik Artis yang Tawarkan Menu Khas Indonesia, Jepang, Thailand hingga Western
TribunTravel.com/rizkytyas