TRIBUNTRAVEL.COM - Serabi atau surabi dikenal kuliner khas Sunda.
Dan sudah menjadi hal bagi traveoler yang sedang liburan ke Bandug untuk mencoba serabi khas sunda ini.
Jika kamu sedang berada dekat Jalan Bojongkukun, Desa Rancamulya, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, mampirlah ke kedai surabi yang dimiliki oleh Rudi (31).
Rudi (31), asal Desa Cuteureup Rt 05/Rw 11, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, 11 tahun berjualan serabi dengan orang tuanya.
Dua bulan terakhir ini ia membuka usaha serabi sendiri dengan serabi kekinian.
Serabi buatan Rudi merupakan resep turun temurun dari orang tuanya dan terdapat beberapa perbedaan dengan surabi pada umumnya.
Bahan yang digunakan yaitu tepung beras, tepung roseband, dan ditambah mentega sedikit.
"Belajar dari orang tua dan kerja dulu di warung serabinya, sudah nikah nyoba buka usaha serabi sendiri dan milih tempatnya di Rancamulya ini," kata Rudi kepada Tribun.
Untuk membuat serabi lezat, Rudi menyiapkan cetakan yang sudah dipanaskan oleh api dari pembakaran kayu atau tempurung kelapa supaya kematangannya merata.
Ia lalu mengoleskan mentega ke permukaan cetakan dan memasukan adonan tepung di atas cetakan.
Tutup cetakan yang sudah di isi adonan, menjaga api supaya tetap menyala itu sangat penting karena mempengaruhi tingkat kematangan dan kecepatan prosesnya.
Untuk satu porsi serabi dibanderol dengan harga yang berbeda, untuk serabi oncom dan serabi kinca (gula) andalannya, Rudi mentarif Rp 2.000 per porsi.
Adapun serabi kekinian hasil kreativitasnya seperti serabi keju, sosis, abon, telur, cokelat, dan serabi pisang dibanderol lebih mahal.
"Itu resepnya dari orang tua dan gak boleh diubah, pingin ngulik yang lain tapi bisa berubah ke pedagang surabi lain yang pakai resep sama dari orang tua" katanya.
Serabi andalan disini yaitu serabi oncom.