Rupanya ketika luncuran awan panas terbesar terjadi, Giyoto, panggilan akrab Sugiyoto, berusaha menyelamatkan diri turun ke Kaliurang lewat jalur Tlogo Putri.
Tapi akhirnya ia batal turun begitu ingat, sebelumnya menelepon Panut.
Tonton juga:
Ia berpikir pasti sejawatnya itu akan menyusul jika terjadi letusan.
Keduanya akhirnya bersalaman di Pos Plawangan, saling berucap syukur dalam kondisi selamat.
Menurut Panut, kondisi Pos Plawangan relatif utuh. Hanya terpapar abu vulkanik cukup tebal. Sebagian bercampur pasir panas.
"Saya tidak merasakan ternyata tengkuk saya terkena pasir panas. Beberapa hari kemudian luka seperti terkena herpes," kenang Panut yang dilahirkan di Kaliurang, 5 Oktober 1953.
Ia memulai sekolah di SD Kaliurang I, satu-satunya sekolah yang ada di kawasan Kaliurang kala itu.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Video Detik-detik Tebing Lava Tahun 1954 Jatuh ke Kawah Gunung Merapi.
Baca juga: Status Siaga Gunung Merapi, Wisatawan Takut Kunjungi Jogja?
Baca juga: Tips Sebelum Rencanakan Perjalanan pada Tahun 2021
Baca juga: Syarat Permohonan Paspor Haji 2021 di Kantor Imigrasi Surabaya
Baca juga: Ibadah Haji 2021, Kemenag: Belum Ada Penetapan Kuota dari Arab Saudi
Baca juga: Bali Dilanda Hujan Es 2 Kali dalam Sepekan, Pertanda Apa?