Hal itu mengingat segmentasi yang terlihat dalam pemodelan sebelumnya mungkin hanya ilusi soal ketinggian bayangan yang dihasilkan dari pemodelan yang menyesatkan di wilayah yang jarang data, bukan fitur teritorial.
"Kenaikan terjadi di mana data diinterpolasi untuk mengisi celah antara tempat radar memperoleh data yang dapat diandalkan," tulis penulis dalam makalah baru mereka.
TONTON JUGA:
"Ini menunjukkan bahwa kenaikan lembah mungkin tidak nyata," terusnya.
Dalam pemodelan baru, para peneliti berasumsi bahwa Sungai Gelap memang merupakan fitur yang berkelanjutan.
Berdasarkan skenario tersebut, simulasi menyarankan aliran air dari pusat Greenland ke laut, dengan air cair melintasi jalur yang tidak terputus.
"Sepanjang panjangnya, jalur lembah berkembang secara bertahap menuruni lereng permukaan es, menyebabkan penurunan tekanan lapisan penutup es yang memungkinkan aliran air di sepanjang jalurnya," tulis tim tersebut .
Sementara temuan tetap hipotesis untuk saat ini, para peneliti berpikir bahwa survei udara di masa depan mungkin suatu hari nanti dapat mengkonfirmasi simulasi.
Jika demikian, itu tidak hanya memberi tahu kita bahwa Sungai Gelap itu nyata, tetapi juga berarti kita telah mencapai tingkat baru untuk dapat memodelkan perilaku lapisan es Greenland, tubuh yang sangat kompleks dan misterius yang diperkirakan memiliki berdampak besar pada kenaikan permukaan laut di masa depan .
Penemuan ini dilaporkan di The Cryosphere .
Baca juga: Ilmuwan Temukan Planet Ekstrem, Terdapat Hujan Bebatuan dan Lautan Lahar
Baca juga: Gletser di China Mencair Sangat Cepat, Ilmuwan: Kecepatan Penyusutan Ini Mengejutkan
Baca juga: Ilmuwan Temukan Terumbu Karang Raksasa yang Lebih Tinggi dari Gedung Pencakar Langit
Baca juga: Serangga Ini Tidak Mati Dilindas Mobil, Ilmuwan Sebut Miliki Pelindung Seperti Baju Besi
Baca juga: Ada Pegunungan Bersalju di Pluto, Para Ilmuwan Ungkap Fakta Mengejutkan
(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)