Perbedaan yang paling mencolok antara gredoan zaman dulu dan gredoan zaman sekarang, terletak pada alat dan tempat pelaksanaan nggridu (lelaki merayu si gadis).
Dahulu alat yang digunakan adalah sodho (lidi), sedangkan sekarang menggunakan ponsel.
Dulu tempat yang digunakan adalah gedhek, sekarang berganti menjadi bangunan batu.
“Penggunaan ponsel menjadi aspek yang tidak bisa dihindari. Namun mau modern atau klasik, gredoan telah banyak membantu masyarakat Banyuwangi dan sekitarnya dalam menggapai pernikahan,” pungkas Hasnan Singodimayan.
Baca juga: Tradisi Ekstrem Suku Dani di Papua, Potong Jari-jemari Sebagai Wujud Kesedihan
Baca juga: Uniknya Hombo Batu, Tradisi Lompat Batu Setinggi 2 Meter di Kepulauan Nias
Baca juga: Sebelum Resmi Menikah Nikita Willy Jalani Tradisi Minangkabau Malam Bainai, Apa Artinya?
Baca juga: Tradisi Nanda dan 2 Warisan Budaya Tak Benda di Denpasar Bali
Baca juga: Bekintangon, Tradisi Pacaran Orang Rimba, Lelaki Wajib Mengabdi Pada Calon Mertua Selama 2.000 Hari
(TribunTravel.com/Ron)