Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengenal Suku Dukha, Suku Nomaden Pengembala Rusa Terakhir di Dunia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suku Dukha, suku nomaden terakhir di dunia yang menggembala rusa.

Karena rusanya berukuran besar, rusa di Mongolia ini juga dijadikan alat transportasi, sementara susunya dikonsumsi para penggembala.

Ilustrasi rusa (Instagram/ @ecocosm)

Suku Nomaden Terakhir yang Menggembala Rusa

Dahulu ada banyak suku yang memiliki gaya hidup seperti suku Dukha, yaitu hidup berpindah-pindah sambil menggembala rusa.

Namun, sekarang suku Dukha jadi suku terakhir di dunia yang memiliki gaya hidup seperti ini.

Jumlah keluarga orang Dukha yang menggembala sambil berpindah ini menurun di tahun 1980-an.

Sutradara film dan penulis Sas Carey menulis buku tentang budaya menggembala dan nomaden masyarakat Mongolia.

Bukunya berjudul Reindeer Herders in My Heart: Stories of Healing Journeys in Mongolia.

Kini hanya ada 23 keluarga yang menjadi penggembala rusa sekaligus hidup nomaden.

Namun jumlah rusa gembalanya meningkat jadi sekitar 2.000 ekor rusa.

Menurut anggota suku Dukha, mereka masih melakukannya karena leluhur mereka juga nomaden dan menggembala.

Nomaden dan menggembala bukan sekadara gaya hidup, namun sudah menjadi tradisi dan budaya turun-temurun.

Baca juga: Unik, Para Pria di Suku Ini Berkompetisi untuk Jadi yang Paling Gemuk

Baca juga: Pria Ini Tinggal di Suku Terpencil hingga Usia 14 Tahun, Seperti Inilah Hidupnya

Baca juga: Fakta Unik Chichen Itza, Reruntuhan Misterius Peradaban Suku Maya di Meksiko

Baca juga: Mengenal Tradisi Ekstrem Suku Dani di Papua, Potong Jari Sebagai Bentuk Kesedihan Akan Kematian

Baca juga: Bayi yang Baru Lahir di Suku Ini Harus Diludahi, Konon Agar Berumur Panjang

Artikel ini telah tayang di Bobo.grid.id dengan judul Pernah Tahu Kisah Suku Nomaden Terakhir yang Menggembala Rusa? Ada di Mongolia!