Kondisi ibu dan anaknya sehat. Penduduk setempat sangat senang menyambut penghuni baru pulau itu.
"Selama saya tinggal di sana, 15 orang meninggal karena usia tua, tetapi hanya dua yang lahir," kata Alasdair. "Dengan populasi yang menua dan jumlah yang menyusut, kelahiran ini adalah peristiwa yang sangat bagus."
Lalu ada kabar baik lagi yaitu, "Dari tiga gadis yang dikirim ke Inggris untuk menyelesaikan sekolah menengah, salah satunya akan melanjutkan ke pendidikan tinggi," kata Alasdair.
Ini akan menjadikannya sebagai perempuan muda pertama di pulau itu yang kuliah ke universitas (meskipun sebelumnya ada seorang Tristanian lulus melalui pembelajaran jarak jauh).
Jika kamu menghargai keterpencilan dan kamu mungkin tergoda untuk pindah ke sana, berhati-hatilah karena kemungkinan besar kamu tidak akan berhasil.
"Majelis Pulau Tristan harus menyetujui siapa pun yang ingin pindah ke sana secara permanen," kata Alasdair, "dan sebagian besar pelamar biasanya ditolak."
• Jepang Bangun Gedung Pencakar Langit Berbentuk Unik, Dilengkapi dengan Pemandangan Gunung Fuji
• Pakai Hitungan Matematika, Mahasiswa Ini Temukan Cara Lakukan Perjalanan Waktu yang Masuk Akal
• Pesona Silancur Highland di Magelang, Destinasi Indah dengan Pemandangan Sunrise
• Thailand Resmi Berlakukan Visa Khusus Turis dan Izinkan Wisatawan Asing Masuk Mulai 1 Oktober 2020
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pulau Paling Terpencil di Dunia, Tak Terjamah Virus Corona dan Bisa Dengar Suara Rumput"