Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

5 Alasan Mi Instan Tak Disarankan untuk Dimakan Saat Mendaki Gunung

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mi instan

TRIBUNTRAVEL.COM - Aktivitas mendaki gunung tentunya membutuhkan fisik dan energi yang prima.

Namun, seringkali pendaki gunung membawa mi instan sebagai bekal utama karena dinilai lebih praktis.

Nyatanya, mi instan ternyata tidak disarankan untuk dibawa sebagai bekal makan selama pendakian.

Menurut Ahli Gizi Komunitas, dr. Tan Shot Yen, mi instan memiliki kadar garam yang tinggi dan membuat seseorang bisa cepat haus.

Jepang Buka Museum Peringatan Gempa Bumi dan Bencana Nuklir 2011 di Fukushima

"Kandungan garam yang tinggi membuat lekas haus dan malah bisa menimbulkan dehidrasi. Dalam satu bungkus mi instan memiliki kandungan garam 37 persen," kata dr Tan, dikutip TribunTravel dari Kompas.com.

Tak hanya karena mengandung garam yang tinggi, dr Tan juga membeberkan empat alasan lain agar mi instan tidak lagi menjadi bekal makanan ketika pendakian.

Berikut lima alasan sebaiknya mi instan tidak dimakan saat mendaki gunung:

1. Kandungan garam yang tinggi

Satu bungkus mi instan, seperti penjelasan dr Tan, memiliki 37 persen kandungan garam.

Angka tersebut termasuk tinggi dalam produk makanan.

Kandungan garam yang tinggi itu mampu membuat seseorang atau pendaki merasa cepat haus.

Bahaya yang ditimbulkan jika manusia merasa cepat haus adalah dehidrasi.

Ia melanjutkan, konsumsi garam yang berlebih juga dapat menyebabkan kalium atau potasium menjadi rendah. Hal ini menimbulkan tekanan darah seseorang naik dan berisiko menyebabkan penyakit jantung.

Mengonsumsi garam berlebih juga mampu menimbulkan kerusakan pembuluh darah yang bisa berisiko pikun, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke hingga penyakit ginjal kronik.

Kandungan garam yang tinggi juga mampu menyebabkan kegemukan, kerapuhan tulang, dan kanker lambung meningkat.

Halaman
123