Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

5 Alasan Mi Instan Tak Disarankan untuk Dimakan Saat Mendaki Gunung

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mi instan

2. Hanya ada tepung minim nutrisi

Ketika membeli mi instan, seseorang akan tergoda dengan gambar mi yang lengkap dengan sayur dan lauknya.

Menurut dr Tan, seseorang jangan terkecoh dengan gambar tersebut. Ia menuturkan, dalam satu bungkus mi instan hanya mengandung tepung.

"Yang kelihatan lengkap itu cuma iming-iming gambar di bungkusnya. De facto isi bungkusnya enggak jauh-jauh cuma tepung minim nutrisi," ujar dia.

3. Bukan sumber tenaga yang dibutuhkan pendaki

Ia menilai, mi instan bukan merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan pendaki gunung sejati.

Pendaki gunung yang sejati, kata dia, adalah seseorang yang memanfaatkan anugerah pemberian Tuhan.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar para pendaki bisa membeli bahan makanan yang berasal dari alam, seperti ubi, singkong, kentang, jagung, dan talas.

"Satu bungkus mi instan rata-rata ada 180-200 kilokalori (kkal). Manusia normal dewasa rata-rata butuh 2.000-an kkal. Yakin mau makan mi instan 10 bungkus per hari?" tanya dr Tan.

4. Tidak mencukupi kebutuhan kalori seorang manusia dewasa

Manusia hidup membutuhkan kalori setiap harinya. Jelas dr Tan, seorang manusia dewasa membutuhkan sekitar 2.000 kkal setiap harinya.

Namun, hal itu tidak akan bisa dilakukan hanya dengan mengonsumsi mi instan.

Menurut datanya, satu bungkus mi instan rata-rata hanya memiliki 180-200 kkal.

"Selain itu, kelebihan garam yang luar biasa pada mi instan. Miskin protein dan nutrisi lainnya," tambah dia.

5. Bukan karbohidrat pilihan pangan pendaki gunung sejati

Halaman
123