Alasan terakhir yang ia beberkan adalah mi instan bukan merupakan karbohidrat pilihan pangan seorang pendaki sejati.
Ia menuturkan, seorang pendaki seharusnya menghargai pemberian Tuhan, yaitu bahan pangan alami, misalnya ubi, singkong, kentang, jagung, dan talas.
"Makanan dari alam memberi keseimbangan nutrisi dan padat gizi," paparnya.
Mengonsumsi mi instan di gunung, tambah dia, juga dapat menimbulkan manusia terancam hipotermia, gangguan defisit kalori, dan gangguan pencernaan.
Lebih jauh, dr Tan juga menjelaskan alasan masih banyak pendaki gunung yang membawa bekal mi instan.
Itu karena banyak pendaki berpikir mendaki gunung adalah rekreasi biasa, bukan surviving.
Tonton juga:
"Jadi, lebih baik besok kalau naik gunung bawa umbi, jagung, semua sumber karbo yang amat baik. Jangan lupa bawa juga buah. Tinggal siasati protein, jangan kornet," kata dia.
Dr Tan juga memaparkan bahwa dalam satu bungkus mi instan biasanya memiliki kandungan sebagai berikut:
- 188 gram kalori
- 27 gram karbohidrat
- 7 gram lemak total
- 3 gram lemak jenuh
- 4 gram protein
- 0,9 gram serat
- 861 miligram natrium Tiamin:
- 43 persen tiamin dari rekomendasi harian
- 12 persen folat dari rekomendasi harian
- 11 persen mangan dari rekomendasi harian
- 10 persen besi dari rekomendasi harian
- 9 persen niacin dari rekomendasi harian
- 7 persen dari riboflavin
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Alasan Mi Instan Jangan Jadi Bekal Utama Saat Mendaki Gunung"
• Menyedihkan! Seekor Pinguin Ditemukan Mati dengan Masker Utuh di Perutnya
• 21 Stasiun Kereta Api yang Sediakan Rapid Test COVID-19, Berikut Daftarnya
• Sambut HUT ke-75, KAI Beri Promo Harga Tiket 20 Rute Kereta Jarak Jauh
• Lacak Bahan Peledak, Anjing Lucu Ini Dipekerjakan di Bandara
• Semua Taman Nasional di Amerika Serikat Akan Dibuka 26 September, Tiket Masuk Diberikan Gratis