Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Inilah Peran Diaspora Indonesia dalam Menyebarkan Kuliner Nusantara di Berbagai Negara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nasi goreng sosis untuk menu sarapan saat Idul Adha 2020, Minggu (19/7/2020).

TRIBUNNEWS.COM - Jalur rempah merupakan cara untuk mempromosikan makanan, seni, dan budaya Indonesia.

Hal itu diungkapkan oleh Prima Nurahmi Mulyasari, M.A., Indonesian Institute of Sciences (LIPI) dalam webinar International Forum on Spice Route 2020 sesi Spice Route: A Southeast Asian Perspective, Selasa (22/9/2020).

“Makanan Indonesia yang kaya rempah bisa berperan di hubungan internasional, terutama mengenai diplomasi publik dan budaya,” kata Prima.

“Diaspora Indonesia yang berada di luar negeri bisa memainkan peran penting sebagai agen diplomasi budaya di negara-negara yang mereka tempati tersebut,” lanjutnya.

Pasalnya, dalam komunitas diaspora makanan bisa jadi bahasa universal untuk berbagi rasa saling memiliki dengan tempat asal.

Dalam presentasinya selama webinar, Prima memberikan contoh berupa seorang warga negara Kanada keturunan Belanda.

Diaspora Belanda tersebut senantiasa mengonsumsi produk makanan siap saji asal Belanda yang menawarkan aneka menu khas Indonesia.

Rempah-rempah Indonesia (solusisehatku.com)

Karena Indonesia dahulu adalah koloni Belanda, maka kuliner Belanda pun terpengaruh baik dari segi resep maupun rempah yang digunakan.

“Antara tahun 1946-1972, sekitar 481.000 warga negara Belanda beremigrasi ke negara tradisional imigran seperti Kanada, Amerika Serikat, Australia, dan New Zealand.

Makanan Indonesia seperti ini mulai muncul di Belanda setelah Perang Dunia II, mengikuti diaspora Belanda.”

Diaspora Indonesia di Belanda

Hal yang sama, menurut Prima, juga sudah terjadi lewat diaspora Indonesia di Belanda.

Pada 1945-1959 sekitar 300.000 migran meninggalkan Indonesia ke Belanda.

Keberadaan para migran ini sempat disinggung oleh Beb Vuyk dalam bukunya Groot Indonesisch Kookboek pada 1973.

Ia menyebutkan bahwa para migran Indonesia kala itu mulai mengimpor rempah dan bahan makanan Indonesia. Mereka membuka toko di depan kamar mereka.

Halaman
12