Sementara ceruk digunakan untuk meletakkan lampu.
Selain itu, menurut Gulf News, ada juga ukiran berbentuk kubus yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan Al-Quran dan beberapa buku lain.
Struktur bangunan masjid masih dijaga keasliannya.
Hanya saja, kini masjid memiliki dua unit pendingin ruangan dan empat lampu fluoresen.
Ada juga beberapa hasil dari renovasi yang telah dilakukan yang tidak merusak keaslian lumpur dan batu yang digunakan dalam pembangunan masjid dulu kala.
Mengundang banyak wisatawan
Masjid Al Bidya kerap dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai macam latar belakang.
Menurut catatan pengunjung, banyak dari mereka yang menuturkan bahwa pengalaman berkunjung ke sana adalah sesuatu yang surgawi.
Ada juga yang menceritakan pengalamannya sebagai sebuah pengalaman seumur hidup, dan keajaiban sejarah.
Hingga saat ini, masjid kuno tersebut masih digunakan oleh para penduduk desa untuk beribadah.
Namun, masjid akan ramai setelah September.
Puncak kunjungan wisatawan ada pada musim dingin.
Banyak bus pariwisata memenuhi area parkir yang digunakan untuk menaruh mobil para umat.
• Sejarah Masjid-Katedral Cordoba Spanyol, Saksi Kemasyhuran Peradaban Islam di Spanyol
• Masjid Muhammad Al-Amin, Landmark Kota Beirut Lebanon yang Mirip Hagia Sophia
• 3 Tempat Wisata Religi di Lebanon, Termasuk Masjid Mohammad Al-Amin
• Sejarah Masjid Raya Xian, Masjid Tertua di China yang Dibangun Sejak Dinasti Tang
• Sejarah Masjid Al Aqsa di Palestina, Tempat Suci Bagi Pemeluk Agama Islam, Kristen, dan Yahudi
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Al Bidya, Masjid Tertua di UEA yang Berdiri sejak Tahun 1440-an",