Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fakta Unik Daisugi, Teknik Kuno Menanam Pohon di Jepang Tanpa Menggunakan Tanah dan Lahan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Teknik kehutanan kuno daisugi di Jepang

Tidak hanya itu, teknik kehutanan yang cerdik ini juga menghasilkan kayu Kitayama yang 140 persen lebih fleksibel dari kayu cedar biasa dan 200 persen lebih padat dan kuat.

Dikutip TribunTravel dari laman Odditycentral.com, Kamis (6/8/2020), daisugi dikembangkan pada abad ke-14, pada masa Sukiya-zukuri, sebuah tren gaya arsitektur yang bercirikan penggunaan bahan-bahan alami, khususnya kayu.

Batang kayu Kitayama yang lurus dan tidak berserat digunakan sebagai pilar di rumah-rumah bergaya Sukiya-zukuri.

Tetapi, pada masa itu tidak ada cukup lahan untuk menanam pohon Kitayama untuk memenuhi tingginya permintaan, maka lahirlah daisugi.

Postingan pengguna Twitter Wrath of Gnon tentang teknik kehutanan Jepang kuno ini pun menjadi viral baru-baru ini.

Dalam postingannya, ia mengatakan satu pohon Kitayama dapat mendukung lusinan tunas lurus sekaligus, dan dapat digunakan hingga 200-300 tahun, sebelum menjadi usang.

“Pohon induk” ini masih bisa ditemukan di daerah tertentu di Jepang dan beberapa diantaranya memiliki batang dengan diameter sekitar 15 meter.

Permintaan pohon Kitayama mereda pada abad ke-16, sehingga popularitas daisugi sebagai teknik kehutanan juga menurun.

Namun, karena efek visualnya yang mencolok, daisugi masih dapat disaksikan pada taman hias di seluruh Jepang.

Liburan ke Lawang Sewu, Bisa Foto Pakai Baju Tradisional Jawa, Jepang dan Belanda

Indonesia Tidak Masuk Daftar Destinasi Wisata Aman Covid-19 yang Dirancang Pemerintah Jepang

Kenapa Orang Jepang Lebih Suka Mandi Satu Kali Sehari pada Waktu Malam?

Hotel di Jepang Tawarkan Konsep Rumah Samurai, Pengunjung Bisa Lihat Pedang hingga Baju Besi

TribunTravel.com/rizkytyas