Uniknya, Magdy mengetahui seluruh nama tetangganya, sehingga ia bisa memanggil nama mereka saat sahur.
Mengutip dari Arab News, terkadang ia ditemani sejumlah anak-anak yang akan mengikutinya saat berjalan mengelilingi permukiman.
Magdy juga memilih kalimat yang mudah diingat dan selalu sama selama bertahun-tahun: "Bangunlah orang tidur, hanya ada satu Tuhan, ini waktunya untuk sahur."
Untuk membangunkan orang sahur, Magdy akan memukul drum yang disebut dengan baza.
Dengan bantuan baza, Magdy dapat dengan mudah membangunkan sahur dengan bantuan suara drum yang riuh.
Setelah salat Idul Fitri, ia akan melewati area yang ia jalani untuk terakhir kali dan mengumpulkan uang sebagai imbalan atas usahanya selama bulan Ramadan.
Namun sayangnya, Magdy tidak yakin anak-anaknya akan mengikuti jejaknya sebagai seorang mesaharati.
"Anak-anak saya tidak tertarik dengan profesi ini. Saya biasa membawa mereka ketika saya masih muda, dan mereka akan sangat senang melihat teman-teman mereka menanggapi panggilan kami," ujar Magdy.
"Tetapi seiring waktu mereka kehilangan kesenangan ini dan menjadi sibuk dengan pekerjaan mereka, dan beberapa bahkan menyarankan saya untuk berhenti," tutupnya.
LIHAT JUGA:
• Ragit, Kuliner Khas Palembang Tak Kalah Populer dari Pempek saat Bulan Ramadan
• 7 Jenis Rujak Khas Indonesia untuk Menu Buka Puasa, Ada Rujak Cingur hingga Rujak Shanghai
• Resep Pearl Bubble Boba ala Chatime, Pas untuk Menu Buka Puasa
• Cocok Dijadikan Sajian Penutup Buka Puasa, Simak Resep Kurma Cake ala Hotel
(TribunTravel.com/Sinta Agustina)
Baca tanpa iklan