Mereka kemudian berjalan merangkak tepat di bawah satu induk orang utan yang duduk di pohon dengan ketinggian 5 hingga 20 meter di atas tanah.
Para ilmuwan menunggu selama dua menit di tempat yang sama baru menghilang dari pandangan induk orangutan tersebut.
Uniknya, meski telah melihat para peneliti berselimut kain tersebut, induk orangutan tidak langsung memperingatkan kelompoknya.
Induk orangutan tersebut justru tidak bersuara sama sekali.
"Dia menghentikan apa yang dia lakukan, mengambil anaknya, berak (tanda mengalami stres), dan perlahan memanjat lebih tinggi di pohon," kata Lameira.
• Lihat Orangutan di Sarawak? Kunjungi Taman Nasional Batang Ai yang Ditempuh 4 Jam dari Kota Kuching
"Dia benar-benar tenang," tambahnya.
Bahkan, setelah Lameira dan koleganya pergi, induk orangutan tersebut tidak langsung memberi peringatan bahaya.
Meski begitu, Lameira terus menunggu. "Itu membuat frustasi. Dua puluh menit berlalu. Kemudia dia akhirnya membuat komunikasi dengan kelompoknya," ujar Lameira.
Tapi itu bukan hanya sebuah peringatan.
"Dia berkomunikasi selama lebih dari satu jam," tegasnya.
Ini merupakan satu peringatan terlama yang diamati oleh Lameira.
Dia mengamati enam induk orangutan lainnya dalam percobaan serupa.
Rata-rata, induk orangutan tersebut menunggu selama tujuh menit untuk berkomunikasi dengan kelompoknya.
Lameira berpikir apa yang dilakukan oleh induk orangutan tersebut bukan sebuah ketakutan.
Itu karena mereka tidak ragu-ragu dalam setiap tindakan mereka.