Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Menggigit Kuku hingga Mengelupasi Kulit, 5 Kebiasaan Ini Tanda Seseorang Stres dan Cemas Berlebih

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menggigiti kuku jari sebagai satu cara untuk meredakan stres

TRIBUNTRAVEL.COM - Travelers, adakah di antara kamu yang merasa punya perilaku repetitif atau kebiasaan berulang yang berfokus pada tubuh?

Misalnya mengelupasi kulit kering, menggigit kuku, atau menarik rambut.

Aktivitas itu biasanya dilakukan seseorang ketika merasa tidak ada yang bisa dilakukan, bosan, sedang dalam perjalanan jauh, tidak ada teman ngobrol di kereta dan masih banyak lagi.

Namun, teori mengaitkan perilaku repetitif pada tubuh dengan gangguan kontrol impuls, gangguan kecemasan dan gangguan obsesif komplusif.

(newjobs.com)

Banyak Foto Tak Sesuai Kenyataan, Generasi Milenial Mulai Bosan dengan Influencer Media Sosial

Individu yang sulit mengontrol perilaku ini bisa mengalami cedera fisik, misalnya infeksi kuku, kulit hingga jaringan parut.

Lalu, apa yang menyebabkan perilaku repetitif seseorang dan mengapa mereka berfokus melampiaskannya pada tubuh?

Hanya sedikit orang yang memiliki kecenderungan suka menarik rambut atau mengelupasi kulit.

Menurut penelitian, faktor yang menyebabkan perilaku repetitif di antaranya adalah stres, temperamen, lingkungan dan usia.

Dirangkum dari laman Boldsky.com, Selasa (23/10/2018), berikut jenis utama perilaku repetitif yang berfokus pada bagian tubuh.

1. Menarik rambut

boldsky.com

6 Makanan Lezat yang Bisa Hilangkan Bad Mood, Buat Kamu yang Lagi Stres

Kebiasaan ini disebut juga sebagai trikotilomania.

Orang-orang yang mengalami gangguan ini cenderung mencabuti rambut mereka sendiri, mulai dari bulu mata, kulit kepala, alis dan bagian tubuh lainnya.

Akibatnya bisa menyebabkan seseorang mengalami kebotakan.

2. Mengelupasi kulit

boldsky.com

Rutin Konsumsi 6 Makanan Ini Saat Stres, Pikiran Kacau Bisa Sedikit Berkurang

Kebiasaan ini juga disebut sebagai ekskoriasi.

Orang-orang dengan gangguan ini berulang kali menggosok, menggaruk, menggali, dan mengelupasi kulit mereka.

Akibatnya, bisa terjadi perubahan warna pada kulit disertai kerusakan jaringan yang parah dan jaringan parut.

3. Menggigit kuku

boldsky.com

7 Manfaat Makan Mentimun Setiap Hari, Mampu Kurangi Stres sampai Kontrol Berat Badan

Kebiasaan ini juga disebut sebagai onychophagia.

Orang-orang yang punya kebiasaan menggigit kuku biasanya melakukannya sampai bagian dasar kuku.

Bahkan, mereka juga mengunyah kutikula.

Hal ini dapat menyebabkan kuku berdarah, infeksi dan rasa sakit.

4. Menggigit pipi dan bibir

boldsky.com

5 Tanaman yang Bisa Hilangkan Stres, Taman Bunga Matahari dan Lavender Bisa Jadi Jawabannya

Orang yang hobi mengigit pipi bagian dalam kronis disebut morsicatio buccarum.

Orang dengan gangguan ini berulang kali terus menggigit bagian dalam pipinya hingga terasa sakit, luka dan meradang.

Biasanya mereka juga suka menggigit kulit kering di bagian bibir yang terasa mengganggu.

5. Makan kudis

boldsky.com

7 Penginapan Murah di Denpasar, Tarif di Bawah Rp 100 Ribu Sudah Gratis Akses Wifi

Mengelupasi kulit juga dikaitkan dengan scab eating (makan kudis) yang dikategorikan ada kaitannya dengan gangguan obsesif kompulsif.

Orang-orang dengan perilaku biasanya memakan potongan kulit yang telah dikelupasi dari tubuh mereka.

Bagaimana Perilaku Repetitif yang Terfokus pada Tubuh Didiagnosis?

Gejala kebiasaan tak lazim ini adalah orang biasanya merasa tegang atau cemas sebelum memulai kegiatan.

Melakukan kegiatan seperti mengelupasi kulit atau menarik rambut dapat meringankan beban kecemasan yang dirasakannya.

Ilustrasi Cemas (cortaporlosano.com)

Berenang di Air Dingin Bisa Mengatasi Kecemasan dan Depresi, Berikut Penjelasan para Ahli

Orang biasanya merasa tertekan karena kehilangan kemampuan mengendalikan kecemasan,

Itulah sebabnya mereka melakukan perilaku repetitif untuk mengalihkan rasa cemasnya.

Ada juga yang melakukan perilaku repetitif karena merasa tidak ada aktivitas yang bisa dilakukan.

Misalnya, bosan di perjalanan, sedang menunggu antrian dan masih banyak lagi.

Lalu, apakah ada cara menghilangkan kebiasaan tersebut?

Pilihan pengobatan yang ideal adalah terapi kognitif dan atau menggunakan obat-obatan

Obat-obatan yang biasanya diresepkan adalah inhibitor antidepresan reuptake selektif dan N-acetylcysteine.

Namun, terapi perilaku kognitif juga dapat digunakan untuk mengurangi gejala yang terkait dengan perilaku repetitif yang berfokus pada tubuh.

Satu terapi tersebut adalah terapi pembalikan kebiasaan.

Dalam terapi kognitif, pasien akan diajarkan beberapa hal misalnya mendorong pasien untuk menikmati kegiatan seperti merajut, dan lain-lain.

TribunTravel.com/rizkytyas