Mereka mencoba mencicipinya.
Saat dicoba baru disadari jika air itu mengandung alkohol.
Minuman semacam ini tentu tak boleh dikonsumsi.
Apalagi Mayoritas pemuda Betawi itu muslim.
Tak ingin kalah dengan Belanda, mereka mulai berpikir untuk menciptakan minuman tanpa mengandung alkohol.
Ide itu muncul sejak Belanda meremehkan kemampuan mereka karena dijajah,
Sejak saat itu mulailah mereka bereksperimen dengan melakukan fermentasi dan ekstraksi buah-buahan.
Sayang cara itu tak bekerja.
Akhirnya mereka mencoba menggunakan rempah-rempah sebagai bahan utama.
Kombinasi jahe dan serai sebagai bahan utama bir pletok menjadi jawabannya.
Mereka juga menambahkan pandan untuk membuat bau minuman menjadi lebih menggoda.
Ada dua pilihan minuman yang bisa dicoba, yakni panas dan dingin.
Meski demikian beberapa orang lebih suka bir dengan rasa yang dingin.
Uniknya warna merah pada bir berasal dari ekstraksi secang.