Produsen sering menggunakan minyak terhidrogenasi parsial, yang merupakan jenis lemak trans.
Penggunaanya tentuk saja untuk mengurangi biaya, memperbanyak jumlah produksi dan menstabilkan rasa.
Sayang konsumsi lemak trans jenis ini jauh lebih berbahaya karena sulit diterima pencernaan makanan.
Selain itu, juga dapat meningkatkan LDL (kolesterol jahat) dan terbukti menurunkan HDL (kolesterol baik).
Konsumsi dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan penyakit jantung, diabetes, kerusakan seluler dan kekurangan gizi.
Minyak terhidrogenasi parsial sering digunakan dalam margarin, minyak sayur, biskuit, roti, keripik, dan salad dressing.
3. Natrium nitrat dan natrium nitrit
Zat aditif ini sering digunakan sebagai pewarna dan pengawet daging.
Misalnya sosis, bacon, dan hot dog serta beberapa produk lainnya.
Jika zat ini sampai tercampur dengan asam lambung, maka akan membentuk nitrosamin.
Yakni karsinogen kuat yang terkait dengan perut, otak, esofagus dan kandung kemih.
Efek samping natrium nitrat dan natrium nitrit diantaranya pusing, sakit kepala, mual, dan muntah.
4. Natrium benzoat dan asam benzoat
Zat aditif ini biasa digunakan dalam jus buah, minuman bersoda, dan acar untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan asam.
Ketika natrium benzoat digunakan dalam minuman juga mengandung asam askorbat (vitamin C), zat ini dapat membentuk sejumlah kecil benzena, bahan kimia yang menyebabkan leukemia dan kanker.
5. Kalium bromat
Kalium bromat adalah aditif yang umum digunakan dalam roti untuk meningkatkan volume yang membuatnya lebih renyah.
Jika zat ini sampai masuk dalam tubuh maka dapat menyebabkan kanker.