Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Miris! Inilah Kisah Turis Indonesia Ditinggal Pesawat Etihad Airways karena Overbooked

Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Etihad Airways

Staf meja layanan mengatakan pada Jessica, akan memindahkan ke penerbangan berikutnya.

"Waktu pas kejadiannya, saya sendiri kan tapi pas saya sudah beberapa jam tidur di sleeping pod alias kapsul tidur, saya dengar ada suara-suara orang ngomong bahasa Indonesia."

"Pas saya tanya, gak taunya mereka sama seperti saya nasibnya. Ada empat orang tapi yang saya ngobrol cuma tiga karena yang satu lagi tidur," jelasnya.

Setelah 17 jam kemudian, pada pukul 03.00 pagi keesokan harinya, Jessica meminta pilihan penerbangan yang lebih cepat.

"Mereka menawari saya untuk naik pesawat rute Abu Dhabi-Singapura, kemudian melanjutkan Singapura - Jakarta, yang berangkat pada pukul 10.15 pagi di hari yang sama dan memiliki waktu singgah terpendek," pungkas Jessica.

Saat menunggu penerbangan pengganti, pihak Etihad menurut Jessica menawarkan voucher makan siang dan malam, voucher sleeping pods, serta voucher 300 dolar AS.

Voucher 300 dolar AS itu bisa digunakan untuk membeli layanan dari Etihad dan mitra.

"Tapi saya harus menunggu 12 jam di Bandara Abu Dhabi karena miskomunikasi staf Etihad."

"Saya selalu beranggapan, Etihad adalah perusahaan penerbangan dengan reputasi terdepan."

"Namun saya terkejut dan kecewa, pada kenyataannya saya mengalami perlakuan buruk dan menjadi korban kelalaian mereka," tutur Jessica mengakhiri ceritanya.

Saat KompasTravel mengonfirmasi kepada pihak Etihad Airways, General Manajer Etihad Airways untuk Indonesia, Iwan Kip mengaku akan mengecek sistem reservasi terkait peristiwa overbook yang dialami oleh Jessica.

"Saya akan cek dengan tim. Saya perlu investigasi (kasus) ini lebih lanjut," kata Iwan saat dihubungi KompasTravel, Kamis (4/5/2017). (Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo)