"Lihat-lihat di medsos kan banyak, tapi kebanyakan pakai daging sapi," tutur siswi SMAN 2 Demak ini.
Semenjak memproduksi bakso beranak, warung bakso Barokah yang bersebelahan dengan Pos Polisi Turjawali Demak ini makin ramai pembeli.
Tiap hari pemilik menghabiskan 10-20 kilogram daging kerbau untuk bakso andalannya.
"Dulu sepi, terus bakso kerbau beranak ini saya di-posting ke media sosial, jadi ramai. Alhamdulillah masih sore sudah habis," tutur Novi yang sengaja ikut berjualan setiap pulang sekolah.
Novi menuturkan, usahanya tak selalu berjalan mulus.
Banyak pihak yang menyerang, untuk ukuran di Demak harga bakso Rp 25 ribu per porsi terlalu mahal.
Tapi dara subur asli Kota Wali ini pantang menyerah, ia tetap gencar melancarkan promosi di media sosial.
Pengunjung yang mampir ke warung bakso Barokah setelah berziarah ke makam Sunan Kalijaga mengaku puas dengan makanan yang disajikan.
Anwaru Latief (27) bersama istrinya, Wahyu Puji Andritani (18), peziarah asal Desa Bango, Demak mengaku baru kali ini makan bakso beranak.
"Sampai berkeringat saking enak dan besar porsinya. Daging kebonya terasa," ungkap Latief.
Sementara itu Puji, istri Latief yang tengah hamil tujuh bulan mengungkapkan, ia memang ingin makan di sini setelah melihat promosi di Facebook.
"Saya ngidam biar anaknya gak ngiler, baksonya besar, semoga besok anaknya lahir membawa rizki besar," harap Puji. (Kompas.com/Kontributor Demak, Ari Widodo)